Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bagaimana jika Komunisme yang Berkuasa di Indonesia

Pernahkah kalian membayangkan skenario alternatif dalam sejarah nasional yang cukup ekstrim, seperti bagaimana jadinya jika PKI menang di Indonesia? Tentu pertanyaan menggelitik ini, apapun jawabannya hanya akan berhenti sebagai sebuah imajinasi nakal tanpa pernah terwujud karena selain tidak mungkin kembali ke masa lalu, juga sulit untuk mencari jawaban pastinya.

Pertanyaan seperti apa yang akan terjadi dengan bangsa Indonesia jika komunisme berkuasa, atau andaikan PKI menjadi pemenang seperti apa kehidupan rakyat Indonesia memang menarik untuk dibahas. 

Dalam artikel kali ini, catatanadi.com akan mencoba berbagi tiga skenario liar untuk menjawab pertanyaan di atas. Tiga skenario ini adalah kombinasi dari riset sejarah, analisa geopolitik dan tentu saja imajinasi usil. 

Bagaimana jika Komunisme yang Berkuasa di Indonesia
gambaran Republik Sosialis Indonesia

Indonesia Menjadi Negara Komunis

Oke, sebelum menjawab pertanyaan: bagaimana nasib bangsa Indonesia ketika komunisme berkuasa, kita harus membuat kondisinya terlebih dahulu. Mari mulai dengan garis waktu untuk menentukan sejak kapan komunisme berkuasa.

Ada dua pemberontakan besar (atau setidaknya bisa kita sebut dua peristiwa tragis) yang melibatkan kaum komunis yang dipimpin PKI. Pertama peristiwa yang sering disebut Madiun 1948, dimana PKI/FDR di bawah pimpinan Musso melakukan perlawanan terhadap pimpinan nasional yang sah dan disebut mendeklarasikan Republik Soviet Indonesia.

Kedua, peristiwa G30S/PKI yang menurut alur cerita mainstream yang beredar dari Orde Baru hingga sekarang, PKI mendalangi sejumlah aksi pengambil-alihan pemerintahan sepihak, termasuk menculik para pahlawan revolusi di Jakarta yang langsung dibalas dengan pembantaian orang-orang yang dianggap komunis

Beberapa kondisi umum yang akan terjadi jika Indonesia menjadi negara komunis

  • Indonesia tidak akan jadi negara Islam terbesar. Negara mayoritas Islam terbesar di dunia kemudian adalah Pakistan atan India. Indonesia sendiri menjadi rumah bagi banyak aliran kepercayaan seperti Abangan, Buddha Jawi Wisnu, Pelbegu dan agama asli Indonesia.
  • Presiden hanyalah sebuah jabatan formal yang mirip seperti di USSR. Pemimpin sejati sebenarnya adalah Sekjen Partai.
  • Indonesia makin dekat dengan negara kiri lainnya, seperti Laos, Bulgaria, Rusia, Hunggaria, Kuba, dll.

Namun, ada satu lagi kondisi yang bisa kita pilih sebagai titimangsa munculnya negera komunis Indonesia, yakni saat PKI menang pemilu 1955

Jika kita sepakat bahwa tahun 1955 sebagai awal berdirinya negara komunis, maka mari melanjutkan dengan tiga skenario kita. 

Skenario #1 Indonesia Menjadi Negara Komunis Miskin

Indonesia adalah negara miskin. Bahkan sangat miskin. Ini adalah hasil dari perang berkepanjangan di berbagai daerah ditambah dengan tidak adanya struktur pemerintahan yang kuat sejak merdeka. 

Indonesia hidup dari bantuan asing, dari modal asing dan penggunaannya hanya dipusatkan untuk membangun proyek-proyek mercusuar. Namun rakyat tetap loyal pada Bung Karno serta tidak takut hidup sederhana. 

Lalu Pemilu 1955 hadir. Banyak partai turut serta tetapi dari ratusan peserta, baik partai maupun perorangan, ada satu yang berhasil merebut mayoritas suara rakyat. Partai itu adalah Partai Komunis Indonesia yang saat itu dimpimpin tokoh cerdas semacam Nyoto, Aidit dan Lukman. 

Setelah menang Pemilu, PKI langsung menyingkirkan Bung Karno dan Aidit jadi Presiden. Indonesia masuk ke dalam pusaran konflik fisik yang runyam antara PKI melawan loyalis Bung Karno, PKI lawan ABRI Nasution-Soeharto yang tidak terlalu suka Bung Karno namun juga membenci PKI dan PKI melawan berbagai ormas Islam dan Gereja Katholik

PKI sebagai sebuah partai sosialis, memiliki banyak sayap buruh yang ternyata mampu menandingi milisi-milisi pembecinya. Kaum buruh dan tani juga menjadi sumber utama bagi terbentuknya sebuah kekuatan militer yang kita beri nama sebagai Tentara Rakyat

Konflik besar berhasil dimenangkan dalam waktu lima tahun berkat dukungan Cina dan Uni Soviet namun seperti juga Cina, Indonesia makin merana. Modal asing hengkang, pabrik dikuasai buruh yang tidak mampu menjalankan operasional dengan baik, serta mendapat blokade perdagangan dari barat. 

Namun PKI mampu semakin kuat, dukungan rakyat bertambah dari hasil demagogi Aidit yang bisa dikatakan punya kharisma nyaris setara Bung Karno. Jumlah rakyat yang mendukung atau menjadi komunis semakin bertambah dan Indonesia kemudian berubah menjadi Republik Sosialis Indonesia. 

Meski pemberontakan besar berhasil dipadamkan berkat bantuan BlokTimur, pemberontakan kecil tetap ada, khususnya di basis kekuatan NU, ABRI Permesta, dan daerah perbatasan. Sedangkan para nasionalis-kiri akhirnya bersatu dengan PKI. 

Secara umum inilah yang terjadi: 

  1. Indonesia memiliki ekonomi yang amburadul. Kelaparan dimana-mana dan rakyat bertelanjang dada karena memang tidak ada pakaian. Namun militer makin kuat, ABRI menjadi Tentara Rakyat.
  2. Perdagangan hancur lebur. Indonesia bergantung pada bantuan Uni Soviet dan Jerman Timur.
  3. Rakyat yang religius semakin sedikit. 
  4. Jumlah penduduk menurun drastis. 
  5. Tidak ada mall atau pusat perbelanjaan mewah seperti yang kita lihat sekarang ini.
  6. Mobil impor dan produk elektronik, misal dari Jepang dan Amerika Serikat, hampir tidak ada. Sebagai gantinya Indonesia dibanjiri produk dari Ceko, Uni Soviet, Jerman Timur, Cina dan Korea Utara. 
  7. Tidak ada kebebasan pers, Indonesia hanya punya beberapa kantor berita dan televisi saja dan itu semua di bawah kontrol ketat pemerintah.
  8. Kerjasama antar negara-negara komunis dengan Indonesia terjalin sangat kuat, dan ada potensi besar komunisme makin berkembang di Asia, misal di Filipina, Pakistan, Nepal, atau bahkan Malaysia. 
  9. Kebebasan politik, yakni berserikat dan berorganisasi ditekan sekuat-kuatnya.
  10. Upacara-upacara dan kegiatan seremonial makin gempita dilakukan, tetapi untuk hari libur keagamaan bisa saja dihapus.
  11. Beasiswa digelorakan dan fokus untuk mengirim anak-anak pintar ke negara-negara komunis lainnya.
  12. Hampir tidak ada orang kaya, kecuali para pejabat partai dan pejabat tinggi. Mirip dengan Korea Utara. 
  13. Korupsi di kalangan pejabat merajalela.
  14. Perdagangan gelap menggurita. 
  15. Aidit mengalami penyakit kekuasaan, menjadi despotik dan menerapkan kediktatoran yang berpusat pada dirinya. Akhirnya setelah mati tua, ia digantikan anaknya sendiri. Persis seperti yang terjadi di Korea Utara.

Makin hari Indonesia makin terisolasi. Tetapi secara luas wilayah, Indonesia makin besar. Proyek Dwikora dilanjutkan dengan berhasil menyerbu seluruh Malaya, Singapura dan Brunei yang kemudian diserap ke dalam struktur administrasi nasional. Termasuk Timor Leste yang berhasil dibantu merdeka oleh Indonesia melalui Fretelin yang sama-sama komunis dan kemudian berintegrasi dengan Indonesia tanpa perlu ada operasi Seroja

Skenario #2 Indonesia jadi Negara Maju

Iya, kamu tidak salah baca. Ini adalah skenario kedua. Indonesia jadi negara maju. Berbeda dengan skenario pertama dimana Indonesia hidup terisolir seperti Kuba atau Korea Utara, pada skenario kedua ini, terjadi perubahan visioner pada para pemimpin PKI.

Komunisme dijalankan sedemikian rupa. Tanah dan sawah dibagi-bagi. Rakyat berhenti memberontak dan mulai bekerja keras. Pabrik dibangun dan produksi nasional meningkat tajam untuk mengatasi blokade perdagangan dari Blok Barat. 

Sama seperti negara komunis lainnya, agama ditekan. Tanah kosong dimanfaatkan untuk membantun sekolah partai, pusat doktrin atau pabrik, bukan untuk mendirikan masjid atau gereja. Pondok Pesantren semakin langka dan kemudian menghilang. Siswa Indonesia fokus belajar STEAM dan doktrin Marx maupun filsafat kiri lainnya. 

Lalu paska keruntuhan Uni Soviet, Republik Sosialis Indonesia mengikuti jejak RRC dan Vietnam, yakni tetap patuh di jalur komunisme tetapi dengan sentuhan kapitalistik. Modal asing dihadirkan. Mereka suka karena mudahnya birokrasi dan tidak adanya perlawanan buruh. Alhasil Indonesia memiliki banyak pabrik dari perusahaan Barat seperti Nestle, Gucci, GM, Harley-Davidson, Boeing, Apple, Macintosh, Google, Nokia dan masih banyak lagi.

Perikehidupan rakyat naik. Pengangguran dan buta huruf turun sampai titik nol. Tidak ada kelaparan. Semua rakyat sejahtera sesuai indikator pemerintah. Tidak ada stunting dan putus sekolah. SD-SMA gratis. Semua itu ada karena pemerintah memiliki uang yang cukup dari para pemodal. Para pemodal suka investasi di Indonesia karena tidak ada ormas, partai politik atau preman. Semua organisasi dilarang kecuali yang berafiliasi dengan PKI.

Indonesia jaya. Pembangunan dijalankan gila-gilaan, Indonesia memiliki banyak jalan mulus tanpa macet dan tanpa lobang. Tidak ada pungli dari para akamsi dan ormas yang suka memeras dibabat habis.

Tentara Rakyat tunduk pada partai, tidak ada yang main belakang dengan para pengemplang pajak, pembalak liar, perusak fasilitas umum ataupun menjual senjata pada pemberontak. Lebih dari itu, Tentara Rakyat sejak tahun 1960 dikirim ke berbagai front untuk membantu perang melawan Barat, semisal di Indocina, Korea dan Afrika.

Lalu tahun 2025 tiba. Trump menggoncang dunia dengan menggebuk Cina melalui perang tarif. Cina sempat melawan tetapi kemudian hancur lebur. Kapitalisme gagal menyelamatkan Cina dan Naga Asia itu kemudian diserbu secara militer oleh Barat setelah sebelumnya dibagi-bagi menjadi beberapa negara baru merdeka, seperti Hongkong, Hui, Macau, Manchuria, Uighur, Tiber dan Taiwan

Indonesia mengikuti jejak Vietnam, tunduk pada kebijakan tarif Trump lalu melanjutkan hidup sebagai negara komunis yang menjalankan liberalisme ekonomi, perdagangan bebas berbasis kebijakan moneter Amerika Serikat lalu menjadi sekutu Trump dalam mengawasi Asia Pasifik. 

Skenario #3 Indonesia Bubar

Ini adalah skenario paling ekstrem sekaligus paling menyedihkan dan bisa saja menjadi ending dari dua skenario di atas. 

Jadi Indonesia makin miskin atau jadi kaya, sama saja. Barat tidak suka terhadap komunisme karena akan menjadi duri dalam daging. Apalagi di ASEAN ada Vietnam dan Laos yang juga merupakan negara komunis yang masih ada hingga sekarang. Jadinya Indonesia mulai disembelih. 

Amerika dan Barat kemudian mendanai berbagai pemberontakan gerakan sepsratis. Indonesia melalui Tentara Rakyat mulanya bisa mengatasinya, tetapi karena dukungan hanya ada dari Vietnam dan Laos, sedang perang ini terjadi dalam jangka panjang, satu persatu wilayah Indonesia terbakar dan mulai memisahkan diri. Pada akhirnya Indonesia pecah menjadi: 

  1. Negara Aceh lepas dan merebut sebagian Sumut
  2. Negara Minang merdeka
  3. Negara Riau dideklarasikan
  4. Republik Tapanuli Raya merdeka
  5. Negara Sumatera Lainnya merdeka
  6. Malaysia dan Singapura memisahkan diri
  7. Brunei memisahkan diri dan menyerap Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur
  8. Malaysia membantu mendirikan Negara Kesultanan Pontianak
  9. Sisa Borneo yang masih loyal kemudian diinvasi Inggris dan Australia dan menjadi Negara Borneo merdeka
  10. Muncul Negara Permesta, meliput semua Sulawesi hasil dari intervensi dan bantuan negara-negara Eropa dan Australia.
  11. Bali merdeka
  12. Jogjakarta berdaulat dan mengklaim sebagian besar Jawa Timur dan Jawa Tengah.
  13. Sisa Jawa Tengah diklaim Kesultanan dan Kasunanan Surakarta-Mataram
  14. Negara Pasundan berdiri dan menginvasi Jakarta
  15. NTT menolak merdeka tetapi diinvasi dan dijadikan bagian Australia.
  16. NTB menjadi bagian dari Bali dan NTT yang dianeksasi Australia.
  17. Fretilin berusaha bertahan dari serbuan NATO, tetapi kalah dan Timor Timur dipaksa jadi negara merdeka.
  18. Maluku Selatan Merdeka, Maluku Utara masuk kesultanan Sabah yang kemudian dimerdekakan juga dari Filipina.
  19. Papua dianeksasi Belanda. 

Pada akhirnya Indonesia masuk klub negara-negara yang sudah bubar, seperti Cekoslowakia, USSR dan tentu saja Yugoslavia

Pancasila Benteng Bangsa

Tentang, ketiga skenario mengerikan itu adalah imajinasi saja. Indonesia tetap kuat, tetap eksis selama rakyatnya tidak mudah dipecah belah dan mencintai Pancasila.

Kenapa Pancasila? Karena itu adalah pengikat bangsa, yang membuat Indonesia tidak jadi ambyar seperti Yugoslavia. Rakyat Indonesia juga harus sadar dan mulai meninggalkan korupsi, nepotisme dan radikalisme. Indonesia tidak akan jadi negara maju jika praktik-praktik jahat dan tidak diridhoi Tuhan seperti itu masih terus dihayati. Jika tidak, Indonesia hanya akan selalu jadi negara indah yang penuh masalah dan benar-benar terancam hidup dalam kegelapan. 

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Bagaimana jika Komunisme yang Berkuasa di Indonesia"