Negara Inggris
Mengenal Negara Inggris, Imperium Terkuat di Abad Modern
Negara Inggris |
Inggris, salah satu negara konstituen dari Britania Raya, memainkan peran penting dalam membentuk dunia modern. Terletak di Pulau Britania, Inggris berbagi sejarah panjang dengan Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara. Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Kerajaan Britania Raya, Inggris memiliki karakteristik unik yang mencakup budaya, tradisi, dan pengaruh politik global yang mendalam.
Dengan populasi lebih dari 56 juta orang, Inggris menjadi pusat ekonomi, budaya, dan inovasi di dunia. Negara ini dikenal sebagai tempat kelahiran Revolusi Industri, yang mengubah dunia melalui teknologi dan sistem produksi. Selain itu, Inggris juga dikenal sebagai tempat kelahiran banyak tokoh sejarah penting seperti William Shakespeare, Isaac Newton, dan Winston Churchill.
Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, yang dikenal sebagai Brexit, menandai era baru dalam hubungan internasional negara ini. Keputusan ini memiliki dampak signifikan pada ekonomi, kebijakan imigrasi, dan diplomasi. Dalam dunia yang berubah cepat, Inggris terus memegang peran penting dalam geopolitik, terutama dalam isu-isu seperti krisis Ukraina, perubahan iklim, dan perdagangan global.
Namun, Inggris juga menghadapi tantangan internal seperti perpecahan politik, isu imigrasi, dan peningkatan ketidaksetaraan sosial. Perseteruan antara Partai Konservatif dan Partai Buruh, serta munculnya kekuatan partai-partai kecil, menunjukkan bahwa sistem politik negara ini sedang mengalami transformasi.
Inggris adalah kombinasi dari tradisi kuno dan modernitas. Dari budaya teh sore yang klasik hingga gedung pencakar langit futuristik di London, Inggris adalah cerminan dari perubahan dunia sambil tetap mempertahankan identitasnya.
Geografi
Lokasi dan Batas Wilayah
Inggris terletak di bagian tengah dan selatan Pulau Britania, dikelilingi oleh Laut Irlandia di barat laut, Laut Utara di timur, dan Selat Inggris di selatan. Dengan luas wilayah sekitar 130.395 km², Inggris adalah negara terbesar di Britania Raya, mencakup lebih dari separuh pulau tersebut. Selat Inggris memisahkannya dari Eropa daratan, dengan Prancis sebagai tetangga terdekat yang dihubungkan oleh Terowongan Channel sepanjang 50,45 km.
Wilayah Inggris dibagi menjadi tiga zona geografis utama: dataran rendah di tenggara, dataran tinggi di barat daya, dan pegunungan di utara. Batas utara Inggris adalah Skotlandia, sedangkan Wales berada di barat daya. Meski tidak memiliki perbatasan darat dengan negara-negara lain di luar Britania Raya, Inggris memiliki hubungan maritim yang kuat dengan Eropa dan dunia.
Topografi
Topografi Inggris bervariasi mulai dari dataran rendah hingga pegunungan yang memukau. Pegunungan Pennines sering disebut "tulang punggung Inggris" karena membentang dari utara ke selatan di tengah negara ini. Lake District, yang terletak di barat laut, adalah rumah bagi gunung tertinggi Inggris, Scafell Pike, dengan ketinggian 978 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini terkenal karena keindahan alamnya dan sering menjadi tujuan wisatawan.
Dataran rendah di tenggara termasuk dataran Thames yang subur, di mana banyak kota besar seperti London, Oxford, dan Cambridge berada. Sebaliknya, Cornwall di barat daya dikenal dengan pesisir berbatu, pantai pasir emas, dan desa nelayan tradisional yang menawarkan suasana yang tenang dan damai.
Iklim
Iklim Inggris adalah iklim maritim sedang, dengan musim panas yang sejuk dan musim dingin yang tidak terlalu ekstrem. Suhu rata-rata di musim panas berkisar antara 18–25°C, sedangkan musim dingin biasanya tidak lebih dingin dari -5°C. Curah hujan terjadi sepanjang tahun, dengan wilayah barat laut cenderung lebih basah dibandingkan bagian tenggara.
Cuaca yang cepat berubah sering menjadi bahan pembicaraan masyarakat Inggris. Ketidakpastian ini adalah bagian dari identitas nasional, memengaruhi pakaian sehari-hari hingga budaya sastra dan seni. Meskipun demikian, iklim yang moderat ini memungkinkan tumbuhnya vegetasi hijau subur yang menjadi ciri khas lanskap Inggris.
Flora dan Fauna
Ekosistem Inggris mencakup berbagai jenis flora dan fauna yang khas. Pohon ek, beech, dan ash mendominasi hutan kecil yang tersebar di seluruh wilayah. Taman nasional seperti Peak District, New Forest, dan Dartmoor melindungi keanekaragaman hayati lokal sekaligus menawarkan ruang rekreasi bagi masyarakat.
Di antara satwa liar Inggris, rubah merah adalah salah satu spesies paling ikonik, bersama dengan berbagai spesies burung seperti burung robin dan elang laut. Inggris juga dikenal dengan berbagai spesies hewan laut, termasuk anjing laut abu-abu yang sering terlihat di sepanjang garis pantai.
Kota-Kota Besar dan Signifikansi Geografis
London, ibu kota Inggris, adalah salah satu kota terbesar di dunia dan pusat ekonomi serta politik global. Selain London, kota-kota besar lainnya seperti Manchester, Birmingham, Leeds, dan Liverpool juga memainkan peran penting dalam ekonomi dan budaya negara ini. Secara geografis, Inggris memiliki akses strategis ke jalur perdagangan internasional, yang membuatnya menjadi pusat penting dalam perdagangan dan diplomasi dunia.
Sejarah Inggris
Sejarah Awal
Sejarah awal Inggris dimulai dari masa prasejarah, sekitar 800.000 tahun yang lalu, ketika manusia pertama kali menetap di wilayah ini. Peninggalan seperti Stonehenge, yang dibangun sekitar 3000–2000 SM, menjadi bukti peradaban awal yang sudah menguasai teknik bangunan monumental. Situs-situs prasejarah lainnya, seperti Avebury dan Silbury Hill, menunjukkan bahwa masyarakat Inggris kuno memiliki keterkaitan kuat dengan astronomi dan spiritualitas.
Pada abad ke-1 SM, bangsa Celtic menjadi penghuni dominan di Inggris. Mereka membawa budaya yang kaya, termasuk seni logam dan sistem sosial yang terorganisasi. Namun, pada tahun 43 Masehi, bangsa Romawi, di bawah kekuasaan Kaisar Claudius, menaklukkan wilayah ini dan menjadikan Inggris sebagai provinsi Romawi yang dikenal sebagai Britannia. Infrastruktur seperti jalan raya, pemandian, dan amfiteater dibangun oleh Romawi, meninggalkan warisan yang tetap dapat ditemukan hingga kini, seperti tembok Hadrian di utara.
Keberadaan Romawi di Inggris berlangsung selama hampir 400 tahun hingga kekaisaran tersebut runtuh pada abad ke-5. Setelah itu, bangsa Anglo-Saxon mulai menetap di Inggris, membentuk kerajaan-kerajaan kecil seperti Mercia, Wessex, dan Northumbria. Budaya dan bahasa Anglo-Saxon memberikan fondasi penting bagi perkembangan bahasa Inggris modern.
Abad Pertengahan
Abad Pertengahan Inggris ditandai dengan konflik dan transformasi politik yang besar. Penaklukan Norman pada tahun 1066, dipimpin oleh William the Conqueror, membawa perubahan signifikan dalam sistem feodal Inggris. Bahasa Norman Prancis menjadi bahasa elit, sementara rakyat tetap berbicara dalam bahasa Anglo-Saxon, menciptakan akar bagi bahasa Inggris modern.
Selama abad ke-13, Inggris mengalami kebangkitan sistem hukum dan parlemen. Magna Carta, yang ditandatangani oleh Raja John pada tahun 1215, adalah dokumen penting yang membatasi kekuasaan raja dan melindungi hak-hak bangsawan. Dokumen ini menjadi dasar perkembangan sistem hukum konstitusional di Inggris dan dunia.
Namun, abad pertengahan juga menjadi masa perang dan wabah. Perang Seratus Tahun (1337–1453) melibatkan Inggris dan Prancis dalam konflik panjang, sementara Wabah Hitam pada tahun 1347–1351 mengurangi populasi Inggris hampir setengahnya, mengubah struktur sosial dan ekonomi secara drastis.
Abad Modern
Reformasi Inggris pada abad ke-16 membawa perubahan besar dalam kehidupan agama dan politik negara ini. Raja Henry VIII memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1534, menjadikan dirinya kepala Gereja Inggris. Langkah ini tidak hanya mengubah lanskap agama tetapi juga memperkuat kekuasaan monarki.
Pada abad ke-17, konflik antara monarki dan parlemen memuncak dalam Perang Saudara Inggris (1642–1651). Kemenangan pasukan parlemen di bawah Oliver Cromwell mengakhiri kekuasaan absolut monarki, meskipun Inggris kembali menjadi monarki konstitusional setelah pemulihan kekuasaan Charles II pada tahun 1660.
Revolusi Industri
Revolusi Industri pada abad ke-18 menjadikan Inggris sebagai negara paling maju di dunia. Penemuan mesin uap oleh James Watt dan perkembangan pabrik tekstil di Manchester dan Birmingham mempercepat transformasi ekonomi dari agraris menjadi industri. Jaringan kereta api pertama dibangun di Inggris, menghubungkan kota-kota besar dan meningkatkan perdagangan domestik.
Revolusi ini membawa kemakmuran besar tetapi juga menciptakan tantangan baru, seperti urbanisasi, kondisi kerja yang buruk, dan kesenjangan sosial. Namun, kemajuan ini menjadikan Inggris pusat kekuatan global, mendominasi perdagangan dunia dan membangun Kerajaan Inggris yang membentang di lima benua.
Era Kontemporer dan Brexit
Pada abad ke-20, Inggris memainkan peran kunci dalam kedua perang dunia. Selama Perang Dunia II, Inggris, di bawah kepemimpinan Winston Churchill, menjadi benteng perlawanan terhadap Nazi Jerman. Setelah perang, Inggris menghadapi tantangan rekonstruksi ekonomi dan dekolonisasi, yang mengakhiri era kolonialisme tradisional.
Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa melalui referendum Brexit pada tahun 2016 adalah salah satu peristiwa paling signifikan dalam sejarah kontemporer. Brexit mencerminkan polarisasi politik yang mendalam, dengan isu-isu seperti imigrasi, kedaulatan, dan ekonomi menjadi inti perdebatan. Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa pada 31 Januari 2020, tetapi dampaknya terhadap perdagangan dan diplomasi internasional masih dirasakan hingga kini.
Brexit juga memengaruhi hubungan internal dalam Britania Raya, dengan Skotlandia kembali menyerukan referendum kemerdekaan, mengingat mayoritas rakyat Skotlandia memilih untuk tetap berada dalam Uni Eropa. Di tingkat internasional, Inggris berusaha memperkuat hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Persemakmuran.
Pemerintahan
Sistem Politik
Inggris adalah bagian dari Kerajaan Britania Raya yang menggunakan sistem monarki konstitusional. Dalam sistem ini, kekuasaan politik sebagian besar dipegang oleh parlemen dan pemerintah, sementara Raja atau Ratu berperan sebagai kepala negara dengan fungsi simbolis. Saat ini, Raja Charles III adalah penguasa monarki, mewarisi takhta setelah kematian Ratu Elizabeth II.
Parlemen Inggris terdiri dari dua kamar: House of Commons (Dewan Rakyat) dan House of Lords (Dewan Bangsawan). House of Commons memiliki peran legislatif utama, dengan anggota parlemen yang dipilih langsung oleh rakyat. House of Lords, meskipun tidak dipilih, berfungsi sebagai badan penasihat dan peninjau, dengan anggota yang terdiri dari bangsawan turun-temurun, uskup, dan rekan seumur hidup yang ditunjuk.
Sistem politik Inggris bercirikan persaingan kuat antara partai-partai utama, terutama Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai Konservatif cenderung mempromosikan kebijakan pro-pasar bebas dan konservatif secara sosial, sementara Partai Buruh berfokus pada kebijakan redistributif dan perlindungan pekerja. Kedua partai ini bergantian memegang kekuasaan selama beberapa dekade.
Perseteruan Politik dan Kemunculan Partai Ketiga
Dalam beberapa tahun terakhir, sistem dua partai Inggris mulai terguncang oleh kemunculan partai-partai ketiga, seperti Partai Demokrat Liberal, Partai Hijau, dan Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP). Pada pemilu tertentu, partai-partai ini telah memengaruhi hasil pemilu, baik melalui penguasaan kursi di parlemen atau sebagai bagian dari koalisi.
Contoh nyata dari dinamika ini terjadi pada Pemilu 2010, ketika tidak ada partai yang mendapatkan mayoritas di parlemen. Partai Demokrat Liberal akhirnya membentuk koalisi dengan Partai Konservatif, yang menghasilkan pemerintahan yang dipimpin oleh David Cameron. Situasi ini menunjukkan bahwa semakin banyak pemilih Inggris yang mencari alternatif di luar dua partai besar.
Isu seperti Brexit juga mendorong perubahan lanskap politik Inggris. Partai UKIP, yang dipimpin oleh Nigel Farage, menjadi kekuatan utama yang memengaruhi debat Brexit. Meskipun dukungan mereka kemudian merosot, dampaknya tetap terasa dalam wacana politik Inggris.
Struktur Pemerintahan Lokal
Inggris dibagi menjadi sejumlah wilayah administratif yang mencakup county, distrik, dan unitary authorities. Setiap wilayah memiliki pemerintahan lokal yang bertanggung jawab atas layanan seperti pendidikan, perumahan, dan transportasi. London, sebagai ibu kota, memiliki pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh Wali Kota London dan Majelis London. Posisi ini memainkan peran penting dalam mengelola salah satu kota terpenting di dunia.
Meskipun Inggris tidak memiliki parlemen sendiri (seperti Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara), banyak keputusan lokal dibuat oleh Dewan Lokal yang terpilih melalui pemilu regional. Sistem ini sering menjadi perdebatan, dengan beberapa pihak menyerukan perlunya parlemen Inggris untuk menangani masalah domestik secara langsung.
Kebijakan Luar Negeri
Inggris memiliki pengaruh besar dalam hubungan internasional, terutama melalui keanggotaannya di organisasi-organisasi seperti NATO, G7, dan Dewan Keamanan PBB. Setelah Brexit, Inggris mengadopsi pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih independen, dengan memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Persemakmuran. Program perdagangan baru seperti "Global Britain" menunjukkan ambisi Inggris untuk memperluas pasar di luar Uni Eropa.
Dalam krisis Ukraina, Inggris menjadi salah satu negara yang paling vokal mendukung Ukraina. Pemerintah Inggris, di bawah Perdana Menteri Boris Johnson dan penggantinya Rishi Sunak, menyediakan bantuan militer, keuangan, dan diplomatik kepada Ukraina, sambil menerapkan sanksi berat terhadap Rusia. Sikap ini menunjukkan bahwa Inggris tetap menjadi pemain penting dalam geopolitik global meskipun telah keluar dari Uni Eropa.
Isu Modern dalam Pemerintahan
Salah satu isu utama yang dihadapi Inggris adalah tuntutan otonomi yang lebih besar dari Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Skotlandia secara khusus telah mengusulkan referendum kemerdekaan kedua, terutama setelah Brexit yang bertentangan dengan kehendak mayoritas rakyat Skotlandia. Di sisi lain, Irlandia Utara menghadapi tantangan dalam mengelola Perjanjian Perbatasan Irlandia sebagai bagian dari kesepakatan Brexit, yang kadang memicu ketegangan sektarian.
Masalah domestik lain termasuk peningkatan ketidaksetaraan, krisis perumahan, dan tuntutan reformasi dalam sistem pemilu. Meskipun Inggris memiliki sistem demokrasi yang kuat, kritik sering diarahkan pada kurangnya representasi proporsional, yang menguntungkan partai-partai besar.
Demografi
Populasi dan Kepadatan Penduduk
Inggris memiliki populasi sekitar 56 juta jiwa, menjadikannya negara konstituen terbesar di Britania Raya. Sebagian besar penduduk terkonsentrasi di wilayah perkotaan, dengan London sebagai pusat populasi terbesar. London sendiri memiliki lebih dari 9 juta jiwa, yang mencakup berbagai kelompok etnis dan budaya. Selain itu, kota-kota besar seperti Manchester, Birmingham, Leeds, dan Liverpool juga menjadi pusat kepadatan penduduk yang signifikan.
Kepadatan penduduk di Inggris adalah salah satu yang tertinggi di Eropa, dengan rata-rata 430 orang per kilometer persegi. Sebagian besar wilayah pedesaan di Inggris memiliki populasi yang lebih sedikit dibandingkan wilayah perkotaan, tetapi tetap penting secara ekonomi karena sektor agrikultur dan pariwisata.
Komposisi Etnis
Inggris dikenal dengan keragaman etnis yang signifikan. Mayoritas penduduknya adalah kelompok etnis kulit putih (sekitar 80%), tetapi terdapat populasi besar dari komunitas Asia Selatan (terutama India, Pakistan, dan Bangladesh), Afrika, Karibia, serta etnis Tionghoa. London, Birmingham, dan Leicester adalah beberapa kota dengan keragaman etnis yang paling mencolok, mencerminkan sejarah Inggris sebagai pusat migrasi global.
Gelombang migrasi besar terjadi setelah Perang Dunia II, ketika pekerja dari Karibia, Asia Selatan, dan Afrika diundang untuk membantu rekonstruksi ekonomi. Dalam beberapa dekade terakhir, imigrasi dari Eropa Timur juga meningkat, terutama setelah perluasan Uni Eropa pada awal 2000-an. Brexit telah mengubah dinamika ini, mengurangi jumlah imigran dari Eropa tetapi meningkatkan perhatian pada isu-isu imigrasi dari luar Eropa.
Bahasa
Bahasa Inggris adalah bahasa resmi dan utama yang digunakan di seluruh Inggris. Namun, dengan meningkatnya migrasi, bahasa-bahasa lain seperti Urdu, Punjabi, Bengali, dan Polandia juga banyak digunakan di komunitas-komunitas tertentu. Di beberapa wilayah, seperti London dan Birmingham, multibahasa menjadi ciri khas kehidupan sehari-hari.
Pemerintah Inggris telah mendorong integrasi linguistik dengan menyediakan kursus bahasa Inggris bagi pendatang baru, tetapi tetap menghormati keberagaman bahasa lokal. Hal ini mencerminkan komitmen Inggris untuk menciptakan masyarakat multikultural tanpa kehilangan identitas nasionalnya.
Agama
Mayoritas penduduk Inggris beragama Kristen, dengan Gereja Inggris sebagai denominasi utama. Gereja ini memiliki hubungan historis dengan monarki dan memainkan peran penting dalam upacara kenegaraan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kehadiran agama-agama lain seperti Islam, Hindu, Sikhisme, dan Yudaisme semakin meningkat, mencerminkan keragaman etnis negara ini.
Jumlah penduduk yang tidak berafiliasi dengan agama juga terus bertambah. Berdasarkan survei terbaru, lebih dari 25% populasi Inggris mengidentifikasi diri sebagai "tidak beragama." Tren ini menunjukkan sekularisasi yang terus berkembang, terutama di kalangan generasi muda.
Isu Sosial dan Imigrasi
Imigrasi telah menjadi isu kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah Brexit. Pendukung Brexit sering menyoroti kebutuhan untuk "mengendalikan perbatasan" dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing. Sebaliknya, kritik menekankan bahwa migrasi memberikan kontribusi penting bagi ekonomi Inggris, terutama di sektor kesehatan, teknologi, dan jasa.
Ketegangan sosial kadang muncul di komunitas-komunitas yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan imigrasi atau tantangan ekonomi. Namun, Inggris juga memiliki tradisi panjang dalam menangani isu-isu ini melalui dialog dan kebijakan yang inklusif.
Ekonomi
Karakteristik Umum
Ekonomi Inggris adalah salah satu yang terbesar di dunia, dengan PDB mencapai triliunan dolar. Negara ini memiliki ekonomi campuran, yang mencakup sektor jasa dominan, manufaktur, dan agrikultur. Kota London dikenal sebagai pusat keuangan global, menjadi rumah bagi lembaga-lembaga besar seperti Bank of England, Bursa Efek London, dan berbagai bank investasi internasional.
Sektor teknologi dan inovasi juga tumbuh pesat, dengan kota-kota seperti Cambridge menjadi pusat penelitian ilmiah dan teknologi mutakhir. Di sisi lain, sektor agrikultur Inggris tetap menjadi bagian penting, meskipun hanya menyumbang sebagian kecil dari PDB, dengan produk unggulan seperti gandum, susu, dan daging.
Dampak Brexit terhadap Ekonomi
Brexit telah membawa perubahan besar dalam hubungan perdagangan Inggris dengan Uni Eropa, yang sebelumnya merupakan mitra dagang terbesar. Setelah keluar dari pasar tunggal dan serikat pabean, Inggris harus merundingkan kesepakatan perdagangan baru dengan negara-negara Eropa dan dunia. Sektor seperti perikanan, otomotif, dan jasa keuangan menghadapi tantangan besar akibat perubahan ini.
Namun, pemerintah Inggris telah berupaya mengatasi dampak tersebut dengan memperkuat perdagangan global melalui kebijakan "Global Britain." Kesepakatan perdagangan baru dengan negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Jepang menjadi bagian dari strategi ini.
Peran Sektor Jasa
Sektor jasa adalah tulang punggung ekonomi Inggris, menyumbang lebih dari 70% PDB. Industri keuangan dan asuransi, pariwisata, pendidikan, serta sektor kreatif seperti film dan musik menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. London sebagai pusat keuangan global memberikan kontribusi besar, sementara kota-kota seperti Manchester dan Leeds dikenal dengan sektor media dan teknologi.
Industri dan Inovasi
Meskipun dominasi sektor jasa, industri manufaktur tetap signifikan, terutama di bidang otomotif, dirgantara, dan farmasi. Perusahaan-perusahaan seperti Rolls-Royce, Jaguar Land Rover, dan GlaxoSmithKline menjadi simbol kekuatan industri Inggris. Selain itu, inovasi dalam teknologi hijau, seperti energi angin lepas pantai, semakin menempatkan Inggris sebagai pemimpin global dalam transisi energi.
Tantangan Ekonomi
Inggris menghadapi sejumlah tantangan, termasuk ketidaksetaraan regional yang mencolok. Wilayah utara sering tertinggal dibandingkan selatan dalam hal pertumbuhan ekonomi dan investasi infrastruktur. Krisis perumahan, inflasi, dan ketergantungan pada impor energi juga menjadi isu penting yang memerlukan perhatian pemerintah.
salah satu bangunan penting di Inggris |
Budaya
Kesenian dan Literatur
Inggris adalah salah satu negara dengan warisan budaya terkaya di dunia. Dalam literatur, tokoh-tokoh seperti William Shakespeare, Jane Austen, dan Charles Dickens telah menghasilkan karya yang abadi. Inggris juga merupakan tempat kelahiran genre-genre sastra seperti novel gotik dan fiksi ilmiah, dengan tokoh seperti Mary Shelley dan H.G. Wells.
Di bidang seni rupa, Inggris memiliki tradisi panjang yang mencakup karya klasik dari J.M.W. Turner hingga seni modern yang dipelopori oleh David Hockney. Galeri seperti Tate Modern dan British Museum menyimpan beberapa koleksi seni terbaik dunia.
Industri Hiburan
Inggris, seperti juga Amerika Serikat, mampu membangun industri hiburan yang kuat. Film-film Inggris mampu mengambil kesempatan untuk bersinar di kancah global. Banyak aktor dan aktris Inggris juga masuk jajaran top artis internasional.
Inggris Sebagai Sisa Dunia Kolonial
Sejarah Inggris tak melulu indah. Tokoh Seperti Charles I dan Oliver Cromwell memberikan noda merah yang cukup banyak dalam lembaran masa lalu bangsa Inggris. Selain itu, isu kolonialisme yang kelam terus membayangi negara itu.
Meski menjadi pelopor modernisme melalui revolusi industri, tapi negeri ini masih berada di bawah cengkeraman monarki yang adalah sisa-sisa hegemoni masa lalu.
Mampu Inggris menjadi kembali dominan ketika Amerika Serikat dan Cina terus-menerus menjadi dua negara paling perkasa di dunia saat ini?
Posting Komentar untuk "Negara Inggris"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.