Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Stalin dan Perang Dunia 2

Peran Josef Stalin dalam Perang Dunia II (WWII) sangat besar dan berpengaruh, terutama karena Uni Soviet di bawah kepemimpinannya memainkan peran kunci dalam mengalahkan Nazi Jerman. Namun, seperti banyak hal tentang Stalin, perannya dalam perang juga penuh dengan kontroversi, keputusan tak terduga, serta kombinasi antara kecerdasan strategis dan kebrutalan yang mengerikan. Berikut adalah ulasan tentang peran Stalin dalam Perang Dunia II yang mungkin belum kamu ketahui.

1. Pact of Steel: Pakta Non-Agresi Nazi-Soviet (1939)

Salah satu keputusan paling mengejutkan Stalin adalah penandatanganan Pakta Non-Agresi dengan Adolf Hitler pada Agustus 1939, yang dikenal sebagai Molotov-Ribbentrop Pact. Pakta ini merupakan kesepakatan di mana Jerman Nazi dan Uni Soviet setuju untuk tidak saling menyerang satu sama lain selama 10 tahun. Lebih dari itu, ada protokol rahasia dalam pakta ini yang membagi Eropa Timur menjadi zona proksi antara kedua negara.

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Uni Soviet memperoleh wilayah-wilayah seperti bagian timur Polandia, negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lituania), serta sebagian Finlandia dan Rumania. Sementara Stalin menganggap ini sebagai langkah cerdik untuk memperluas wilayah Uni Soviet dan menunda konflik dengan Jerman, pada akhirnya perjanjian ini hanya bertahan kurang dari dua tahun.

2. Operasi Barbarossa, Invasi Jerman ke Uni Soviet (1941)

Meskipun ada pakta non-agresi, Hitler secara mendadak melanggar kesepakatan itu pada 22 Juni 1941 dengan meluncurkan Operasi Barbarossa, serangan militer terbesar dalam sejarah yang menargetkan Uni Soviet. Stalin tidak menduga Hitler akan menyerang secepat itu dan merasa dikhianati. Bahkan, laporan intelijen tentang rencana invasi Jerman diabaikan oleh Stalin karena ia yakin Hitler tak mungkin menyerang sambil berperang di Eropa Barat.

Akibatnya, Uni Soviet tidak siap ketika invasi dimulai. Pasukan Jerman menyapu sebagian besar wilayah barat Uni Soviet dengan cepat, menduduki ribuan kilometer persegi wilayah Soviet dan mengepung kota-kota besar seperti Kiev dan Leningrad. Stalin sendiri sempat terkejut dan dikabarkan menghilang beberapa hari dalam diam setelah serangan dimulai, meskipun ia segera kembali dan memimpin respons Soviet terhadap invasi tersebut.

3. Pertahanan Soviet dan Perlawanan Heroik, Pertempuran Stalingrad (1942-1943)

Perang Tentara Merah VS Nazi di Stalingrad
Perang Tentara Merah VS Nazi di Stalingrad

Setelah awal yang buruk, Stalin memainkan peran kunci dalam memobilisasi seluruh negeri untuk bertahan dan melawan. Salah satu momen paling penting dalam perlawanan Uni Soviet adalah Pertempuran Stalingrad (1942-1943), yang dianggap sebagai titik balik dalam Perang Dunia II.

Stalin menolak meninggalkan kota yang dinamai sesuai dengan namanya meskipun serangan Jerman semakin intens. Stalingrad menjadi simbol perlawanan Soviet, dan meskipun korban di kedua belah pihak sangat besar (lebih dari 2 juta tewas atau terluka), kemenangan Uni Soviet di sana menghancurkan mitos tak terkalahkannya Wehrmacht (militer Jerman). Ini adalah kekalahan besar pertama Jerman dan mengubah arah perang.

4. Pengepungan Berlin dan Kemenangan atas Jerman

Setelah pertempuran Stalingrad, pasukan Uni Soviet mulai melakukan serangan balik besar-besaran melawan Jerman di Front Timur. Di bawah arahan Stalin, Uni Soviet melancarkan serangkaian ofensif yang akhirnya membawa pasukan Soviet ke Berlin pada tahun 1945. Stalin memainkan peran penting dalam perencanaan strategi militer, meskipun ia juga sering membuat keputusan yang menyebabkan tingginya korban di pihak Soviet. Pada akhirnya, kemenangan Soviet atas Nazi Jerman tidak bisa dipisahkan dari keputusan-keputusan brutal yang diambil oleh Stalin.

Pada April 1945, tentara Soviet akhirnya menaklukkan Berlin, dan pada 9 Mei 1945 (Hari Kemenangan), Jerman menyerah tanpa syarat. Uni Soviet dan Stalin secara pribadi dianggap sebagai penyelamat Eropa dari ancaman Nazi.

5. Aliansi dengan Sekutu

Meski Stalin adalah pemimpin yang otoriter dan sering digambarkan paranoid, ia juga seorang diplomat yang cerdik. Dalam Perang Dunia II, Stalin bekerja sama dengan dua pemimpin besar lainnya dalam aliansi Sekutu: Franklin D. Roosevelt dari Amerika Serikat dan Winston Churchill dari Inggris. Mereka bertemu dalam beberapa konferensi penting, termasuk di Teheran (1943), Yalta (1945), dan Potsdam (1945), untuk membahas strategi perang dan masa depan dunia pasca-perang.

Di Yalta, Stalin berhasil menegosiasikan pembagian wilayah Eropa yang menguntungkan Uni Soviet. Ia memastikan bahwa wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Tentara Merah akan tetap berada di bawah pengaruh Soviet setelah perang, yang kemudian memicu terbentuknya Blok Timur dan Perang Dingin.

Kekuatan Tentara Merah sendiri sebenarnya sempat diremehkan, meski akhirnya tentara bentukan Trotsky tersebut akhirnya menunjukkan kehebatannya di akhir PD 2.

6. Peran Stalin dalam Pasca-Perang dan Perang Dingin

Setelah Perang Dunia II berakhir, Stalin mengonsolidasikan kekuasaannya di Eropa Timur sekaligus menerapkan ideologi represif yang absolut dan anti-demokratik yang sering disebut stalinisme. Wilayah-wilayah yang dibebaskan oleh Tentara Merah seperti Polandia, Cekoslowakia, Hongaria, Rumania, dan Bulgaria segera didirikan sebagai negara-negara komunis di bawah pengaruh Soviet. Ini menjadi dasar bagi persaingan ideologis dan militer antara Uni Soviet dan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat, yang kemudian dikenal sebagai Perang Dingin.

Selain itu, Stalin tetap waspada dan paranoid, karena ia khawatir akan adanya ancaman dari dalam maupun luar. Uni Soviet tetap di bawah kendali ketat, dan negara terus dibangun sebagai kekuatan militer besar, yang pada akhirnya akan terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan Amerika Serikat.

Stalin, Penjahat dan Pahlawan Perang

Peran Stalin dalam Perang Dunia II sangat krusial. Di satu sisi, ia dianggap sebagai penyelamat Uni Soviet dan salah satu tokoh kunci dalam kemenangan Sekutu melawan Nazi Jerman. Tanpa peran Uni Soviet di Front Timur, Jerman mungkin tidak bisa dikalahkan dengan cara yang sama. Namun, di sisi lain, kepemimpinan Stalin selama perang juga dicirikan oleh kebijakan brutal, pengorbanan besar, dan jumlah korban yang mengerikan.

Meski kontroversial, kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II memperkuat posisi Stalin sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah dunia, meskipun dengan harga yang sangat mahal.

Adi
Adi Saya adalah seorang bloger yang sudah mulai mengelola blog sejak 2010. Sebagai seorang rider, saya tertarik dengan dunia otomotif, selain juga keuangan, investasi dan start-up. Selain itu saya juga pernah menulis untuk media, khususnya topik lifestyle, esai lepas, current issue dan lainnya. Blog ini terbuka untuk content placement, sewa banner atau kerja sama lain yang saling menguntungkan.

Posting Komentar untuk "Stalin dan Perang Dunia 2"