Inilah Sejarah Kertas, Ternyata Bukan Berasal Dari Eropa!
Apa Jadinya Kalau Dunia Tanpa Kertas? Bayangkan kalau kalian harus menulis PR di atas daun pisang atau lebih seru lagi, di atas kulit kambing! Pasti capek, ya? Untungnya, ada kertas—benda ajaib yang membuat kita bisa menggambar dinosaurus dan menulis surat rahasia ke teman sebelah tanpa repot.
Tapi tahukah kalian bahwa kertas itu belum selalu ada? Mari kita jalan-jalan ke masa lalu untuk tahu bagaimana benda seru ini ditemukan. Ayo, ikuti petualangan sejarah kertas!
sejarah kertas |
Sebelum Ada Kertas, Orang Pakai Apa, Ya?
Sebelum kertas ditemukan, orang-orang zaman dulu sangat kreatif. Mereka menulis di benda-benda yang mungkin bikin kita geleng-geleng kepala. Ini beberapa contohnya:
Papirus: Orang Mesir kuno menulis di papirus, sejenis tanaman yang dipipihkan. Bayangkan daun lebar yang disusun jadi lembaran! Bisa jadi PR, nih.
Kulit Hewan: Ada yang namanya perkamen, yang terbuat dari kulit domba atau kambing. PR-mu bisa saja tertulis di kulit kambing, lho! Unik tapi agak... bau?
Batu dan Tanah Liat: Orang Sumeria menulis di lempengan tanah liat dengan alat seperti lidi. Bukan pensil, tapi batang kayu! Hasilnya jadi huruf paku—tapi jangan coba-coba bikin cepat ya, nulisnya pelan banget!
Seru, ya? Syukurlah kita nggak perlu membawa lempengan tanah liat atau kulit kambing ke sekolah!
Siapa yang Menemukan Kertas? Kisah Hebat Cai Lun
Ceritanya begini, di sekitar tahun 105 Masehi, seorang pejabat Tiongkok bernama Cai Lun punya ide brilian yang mengubah dunia. Waktu itu, Cai Lun melihat betapa repotnya orang-orang menulis di media yang tidak praktis, seperti kain sutra yang mahal atau kulit binatang. Dia lalu bereksperimen dengan berbagai bahan, mulai dari kulit kayu, kain bekas, hingga jaring ikan. Semua bahan ini dihancurkan menjadi bubur dan kemudian diratakan hingga menjadi lembaran tipis—itulah cikal bakal kertas.
Penemuan ini luar biasa karena kertas buatan Cai Lun jauh lebih murah dan mudah dibuat dibandingkan media lainnya. Tak heran, kertas ini dengan cepat populer di seluruh Tiongkok dan menjadi media tulis-menulis utama. Tidak lama kemudian, kertas menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Timur Tengah dan Eropa melalui Jalur Sutra. Berkat Cai Lun, kita sekarang bisa menulis di buku, bikin catatan, bahkan bikin origami!
Kertas, Percetakan, dan Uang Kertas: Hubungan yang Tak Terpisahkan
Setelah penemuan kertas, perkembangan lain juga terjadi. Pada abad ke-15, Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak. Bayangkan saja, sebelum ada mesin cetak, semua buku ditulis tangan—jadi butuh waktu lama untuk membuat satu buku. Tapi dengan mesin cetak, buku bisa diproduksi dalam jumlah besar dengan cepat. Tentu saja, kertas jadi bahan utamanya. Kalau tidak ada kertas, bisa jadi buku-buku kita masih ditulis di kulit hewan!
Selain untuk buku, kertas juga digunakan untuk membuat uang kertas. Uang kertas pertama kali muncul di Tiongkok pada abad ke-7. Ini membuat transaksi menjadi lebih mudah dibandingkan menggunakan emas atau logam berat. Tapi, sekarang muncul tren baru, yaitu uang digital. Dengan adanya teknologi cashless seperti e-wallet dan kartu debit, kita nggak perlu lagi membawa uang kertas ke mana-mana. Kelebihannya, transaksi jadi lebih cepat, lebih aman, dan tentu saja lebih ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas.
Namun, meskipun uang digital semakin populer, uang kertas masih memiliki tempat khusus. Rasanya berbeda kan, pegang uang beneran dibandingkan hanya melihat angka di layar ponsel?
Cinta Lingkungan vs Kertas, Siapa yang Menang?
Dengan perkembangan industri kertas yang besar-besaran, muncullah masalah baru: lingkungan. Untuk membuat kertas, banyak pohon yang harus ditebang. Ini menyebabkan hutan-hutan jadi rusak, yang tentu saja berbahaya bagi binatang dan iklim kita. Jadi, mulailah muncul kampanye go green. Banyak orang mulai sadar bahwa kita harus mengurangi penggunaan kertas demi menjaga bumi.
Sekolah-sekolah dan kantor-kantor mulai beralih ke teknologi digital untuk mengurangi ketergantungan pada kertas. Buku pelajaran, catatan, dan bahkan PR mulai dikirim secara digital. Meski begitu, kita semua tahu bahwa menulis di atas kertas tetap punya sensasi tersendiri yang sulit digantikan.
Industri Kertas Ramah Lingkungan, Solusi Masa Depan
Untungnya, industri kertas mulai merespons tantangan lingkungan ini dengan menciptakan kertas daur ulang. Kertas daur ulang dibuat dari kertas bekas yang diolah kembali menjadi lembaran baru. Proses ini jauh lebih ramah lingkungan karena tidak perlu menebang pohon baru. Beberapa pabrik juga mulai beralih ke sumber daya terbarukan, seperti menggunakan ampas tebu atau serat bambu untuk membuat kertas.
Selain itu, kini ada teknologi yang memungkinkan penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti kertas tanpa pemutih kimia. Artinya, kita bisa tetap menikmati kertas sambil menjaga alam tetap lestari. Jadi, kalau kamu punya kertas bekas, jangan buang sembarangan ya! Yuk, kita bantu menjaga lingkungan dengan mendaur ulang kertas!
Tips Mendaur Ulang Kertas Nah, gimana caranya supaya kita bisa lebih ramah lingkungan? Berikut beberapa tips:
- Gunakan kedua sisi kertas sebelum membuangnya. Kalau satu sisi sudah penuh, tulis atau gambar di sisi lainnya.
- Kumpulkan kertas bekas untuk didaur ulang, jangan langsung dibuang begitu saja.
- Buat kerajinan dari kertas bekas, seperti origami atau kolase. Siapa tahu, dari kertas bekas itu bisa lahir karya seni yang keren!
- Gunakan kertas daur ulang saat membeli buku atau alat tulis.
Dengan cara-cara sederhana ini, kita bisa mengurangi sampah kertas dan membantu bumi tetap hijau.
Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan
-Albert Einstein
Yuk, Kita Ulang Lagi!
Jadi, apa yang sudah kita pelajari hari ini?
- Orang zaman dulu menulis di papirus, kulit hewan, dan tanah liat sebelum ada kertas.
- Kertas ditemukan oleh Cai Lun di Tiongkok pada tahun 105 Masehi dari bahan-bahan alami.
- Mesin cetak Gutenberg membuat kertas menjadi penting dalam produksi buku, dan uang kertas juga menjadi bentuk baru dalam transaksi.
- Penggunaan kertas yang besar menyebabkan kerusakan lingkungan, tapi ada solusi dengan kertas daur ulang.
- Kita juga bisa mendaur ulang kertas dan mengurangi penggunaannya dengan teknologi digital.
Harus diketahui, kini banyak negara yang mulai ketat mengawasi semua industri yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Seperti kita ketahui, hutan adalah masa depan umat manusia, sehingga kelestariannya harus tetap dijaga.
Sebagai penutup, mari kita ingat kata-kata bijak dari Albert Einstein: “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.” Jadi, jangan ragu untuk terus menulis dan menggambar, siapa tahu kertas yang kamu gunakan hari ini akan menjadi karya besar di masa depan!
Jadi, yuk kita mulai dari hal kecil, seperti mendaur ulang kertas! Atau setidaknya jangan buang-buang kertas ya!
Tertarik dengan artikel bernuansa sejarah? Berikut adalah kumpulan artikel sejarah menarik yang bisa kamu baca juga:
Petualangan James Cook, Sang Penjelajah
Posting Komentar untuk "Inilah Sejarah Kertas, Ternyata Bukan Berasal Dari Eropa!"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.