Mithraisme, Agama Kuno Penyembah Matahari
Mithras atau Mithraisme adalah sebuah agama kuno dari Persia yang kemudian dimodifikasi dan diubah sesuai dengan budaya Romawi. Tuhan dari agama Mithraisme disebut sebagai Mithra yakni dewa matahari.
Sebagai sebuah agama kuno yang sudah lenyap dan tidak memiliki pengikut lagi, Mitrhaisme tetap menarik untuk dipelajari. Beberapa hal yang membuat agama ini unik adalah karena memiliki keterkaitan dengan berbagai bangsa dan budaya yang berbeda, misalnya Indo-Aryan, India, Iran, Zoroaster, Romawi dan bahkan Kekristenan.
Dewa Mithra sendiri dikenal sebagai dewa matahari, perjanjian, perdamaian, peternakan, kesejahteraan dan perlindungan bagi bangsa kuno Indo-Aryan yang menetap di wilayah Iran dan India Utara.
Meski demikian pada akhirnya dewa ini dipinjam oleh orang Romawi kuno dan menjadi salah satu sekte religius terbesar dan terpenting hingga menjadi populer di Eropa.
Penyembahan terhadap Mithra sebagai dewa matahari kekaisaran Roma berkembang sangat pesat di Balkan, Jerman, Britania hingga Afrika Utara.
Siapa Dewa Mithra?
Dewa Mithra |
Agak sulit untuk menjawab hal ini karena pada dasarnya ada ketidakkonsistenan antara Mithra yang disembah penduduk Roma dengan mitologi aslinya yang berasal dari Asia.
Dalam sebuah strobo dari Romawi, seperti yang dijelaskan oleh Andrew Mark Henry dalam kanal Youtubenya berjudul Cult of Mithras Explained, awalnya Mithra adalah seorang dewa matahari dari Persia.
Dewa ini awalnya sudah dikenal pada ratusan tahun sebelum masehi oleh masyarakat India Utara dan Iran kuno, namun kemudian tiba-tiba lenyap. Baru pada kemudian dewa ini muncul lagi di Iran ketika Persia berkuasa namun sebelum dominasi agama Zoroastrian yang monoteis.
Lalu Mithra muncul sebagai Dewa Cahaya dalam agama Zoroastrianisme dan menjadi lawan bagi kegelapan dan kejahatan.
Lantas bagaimana agama ini bisa dominan di Eropa? Diperkirakan para prajurit Romawi membawanya ke Roma. Tetapi di Eropa, agama itu mengalami romawinisasi sehingga terlihat benar-benar menjadi sebuah agama yang baru.
Ahli sejarah dari Belgia bernama Franz Cumont mengungkapkan bahwa dewa ini berasal dari Persia dan kemudian berkembang menjadi sebuah agama yang benar-benar baru dan terlihat tidak punya hubungan kuat langsung dengan asalnya.
Lebih lanjut, seorang ahli sejarah kuno bernama Dr. Manfred Clauss mengungkap dengan jelas bahwa ada perbedaan besar antara dewa Mithra di Iran dengan agama misterius Mithraisme dari Romawi.
Kenyataan bahwa agama Mithras ini sebuah kepercayaan yang berakar dari Romawi dan sangat misterius membuatnya menarik. Namun sebenarnya ada yang jauh membuatnya lebih menarik lagi, yakni kemiripannya dengan Kristen.
Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa Kristen meniru agama Mithras dalam banyak hal, khususnya tentang kisah seputar Yesus.
Dalam bukunya yang berjudul The Origin of All Religous Whorsip, seorang penulis bernama Charles Francois Dupuis membuat geger dunia. Ia menyebutkan banyak hal dari Kristen yang mirip dengan Mithras, agama kuno Romawi.
Bahkan konklusi yang berkembang di kemudian hari berkata sebaliknya, Kristen mengambil banyak kisah dan nilai dari Mithras, khususnya seputar Dewa Mithra.
Persamaan Mithra dan Yesus
Yesus dalam Kristen |
Ada beberapa hal yang menyebabkan banyak orang akhirnya berpendapat bahwa Yesus dan kisah hidupNya adalah hasil mencontek dari dewa Mithra.
Pendapat itu biasanya dilandasi oleh beberapa pernyataan sebagai berikut :
- Mithra lahir pada tanggal 25 Desember dari seorang perawan.
- Mithra adalah seorang pengajar keliling dan sering mempertunjukkan mujizatnya.
- Dia punya 12 pengikut atau murid.
- Dia mengorbankan dirinya untuk perdamaian dunia.
- Dia pernah mati dan dikuburkan namun pada hari ketiga bangkit dari kematian. Mithra menjanjikan kehidupan kekal bagi pengikutnya.
- Dia dijuluki gembala yang baik, sang jalan, kebenaran dan hidup.
- Hari sucinya adalah hari Minggu dimana para pengikutnya mengadakan ritual untuknya.
- Gereja adalah sebuah struktur organisasi penerus lembaga keagamaan Mitrhaisme.
Jika sekilas kita melihat hal ini, jelas sudah ada keterkaitan yang benar-benar erat antara Mithra dengan Yesus, bahkan lebih dari itu antara Mithraisme dan Kekristenan. Kenapa? Karena semua hal tersebut adalah intisari atau hakikat dari ajaran Kristen serta budaya yang dilakukan pengikut Yesus pada umumnya.
Itulah mengapa kemudian muncul tuduhan bahwa agama Kristen adalah kelanjutan dari agama Mithra atau Mithraisme dimana memang wilayah kemunculannya saling berdekatan.
Di samping itu, anggapan yang lebih lunak menyatakan bahwa Kristen mengadopsi ajaran dan budaya dari agama pagan Mithra untuk hal-hal tertentu, misal mendekatkan diri pada kekuasaan atau agar diterima masyarakat setempat.
Namun pernyataan selanjutnya yang harusnya dilontarkan adalah, adakah sumber-sumber yang mendukung klaim tersebut.
Memang ada banyak blog, artikel dan pernyataan serupa yang beredar di blog maupun forum-forum internet, termasuk juga yang berbentuk video.
Meski demikian ternyata jika dirunut ke belakang, sumber dari semua pernyataan tentang kesamaan Yesus dan Dewa Mithra sangatlah lemah dan mudah sekali dipatahkan.
Yesus Bukanlah Dewa Mithra
Dewa Matahari dari Romawi |
Dalam perkembangannya, banyak orang yang melakukan debat agama berlandaskan sumber-sumber yang tidak kredibel, dengan tujuan membuat persepsi bahwa kisah Yesus hanyalah fiksi dan mencontek sepenuhnya (atau sebagian besar) dari kisah Dewa Mithra yang sudah cukup populer di kalangan Romawi.
Padahal jelas sekali keduanya sangat berbeda. Sebelum menguliti satu persatu tuduhan kesamaan keduanya, perlu ditekankan bahwa Yesus adalah tokoh historis, sedang Mithra, sama seperti Hulk, Robin Hood atau Zeus (dewa agama Yunani Kuno) adalah tokoh fiksi, sehebat apapun cerita yang melingkupi mereka.
Yesus hidup di era yang jelas, yakni ketika Herodes menjadi raja boneka di Palestina, Kaisar Agustus jadi penguasa di Roma dan Pontius Pilatus jadi Gubernur. Sedang Dewa Mithra sendiri tidak jelas asal-usul, bukti tertulis yang sahih dan garis waktu hidupnya.
Selain itu alibi yang membentuk opini bahwa Yesus mencontek Mithra sangat lemah dan mudah sekali untuk disangkal.
1. Kelahiran Mithra dan Yesus
Yesus, menurut sumber Kitab Suci, lahir dari perawan bernama Maria yang kemudian mengungsi ke Mesir karena tekanan dari para pemuka agama.
Sedangkan tuduhan yang datang belakangan, kisah itu meniru Mithra yang lahir dari seorang perawan juga. Padahal semua itu sangat sulit dibuktikan karena kelahiran sang dewa pagan itu sendiri masih penuh teka-teki.
Karena tidak meninggalkan bukti tertulis semacam kitab suci atau perkamen, maka jika dilacak dari bukti antropologis berupa lukisan di dinding menyebutkan bahwa Mithra lahir dari batu. Ini sesuai dengan data dari Prof. Davil Ulansey dalam bukunya berjudul The Origins of Mithraic Mysteries.
Namun jika dirunut dari versi agama Zoroaster, Dewa Mithra diciptakan langsung dalam wujud dewasa oleh Ahura Mazda, Tuhan orang Persia. Hal ini termuat dalam Avesta : Khorda Avesta 6-7.
Sedangkan mengenai peristiwa kelahiran Yesus pada 25 Desember, maka perlulah untuk mengingat kembali hakikat sejarah Natal.
Natal adalah budaya, bukan dogma Kristen. Itu adalah sebuah perayaan mengenai kelahiran Sang Juruselamat. Namun tanggal 25 Desember adalah sebuah pendekatan dari Bapa Gereja terdahulu. Apakah ini tepat? Bisa iya bisa tidak, namun jelas ini tidak mencontek kelahiran Mithra karena tidak ada literatur yang menyertainya.
Memang pada tanggal 25 Desember itu para penganut pagan Romawi merayakan festival untuk Sol Invictus, dewa Matahari yang disembah oleh sebagian (tidak semua) kaisar Roma.
Lebih lanjut Dr. Roger Beck dalam bukunya berjudul Merkelbach's Mithra menyebutkan Sol Invictus sangat berbeda dengan perayaan untuk dewa matahari yang ada sebelum dan sesudahnya. Harus diingat ada banyak sekali dewa yang disebut sebagai dewa matahari. Misalkan, orang Yunani memiliki dewanya sendiri yang bernama Helios.
2. Mithra Bukan Pengajar Keliling
Selanjutnya tentang pekerjaan Mithra yang adalah pengajar keliling. Tentu ini tidak mendasar dan sangat mudah untuk dibantah. Mithra dimitoskan sebagai dewa, bukan guru filsafat.
Mengenai mujizat dan kesaktian Mithra, tidak ada bukti tertulis ataupun verbal mengenai hal ini, terkait dengan kesamaan dengan mujizat Yesus.
3. Keduabelas Murid
Yesus memang memiliki dua belas murid, dimana salah satu diantaranya mengkhianatinya. Dua belas murid ini pada akhirnya menyebarkan ajaran Kristus ke seluruh dunia.
Anggapan bahwa Mithra juga punya dua belas murid ternyata hanyalah berdasarkan pada sebuah relief yang ditemukan di Sidon. Itupun sebenarnya bukan 12 murid tetap simbol dari 12 zodiak perbintangan.
4. Pengorbanan Diri
Alkitab mencatat bahwa Yesus mati di kayu salib dan kemudian dikuburkan. Pada hari yang ketiga, yakni Paskah (Easter / Passover) Dia bangkit.
Kematian Yesus sendiri adalah inti dari ajaran Kristen, dimana ini wujud dari Kasih Tuhan Sang Pencipta kepada manusia, sehingga ia mengaruniakan anakNya sendiri supaya setiap orang yang percaya tidak binasa. (Yohanes 3 : 16).
Mithra tidak melakukan apapun dalam rangka menyelamatkan umat manusia. Kesamaan ini lahir hanya karena mitos Mithra menyembelih banteng dalam Tauroctony, atau relief mengenai kisah Mithra dan banteng.
Uniknya, dalam mitologi Indo-Iran, dewa Mithra di sana tidak menyembelih banteng. Jelas ini bisa dipahami karena salah satu alasan Mithra bangsa Iran dipuja adalah sebagai gembala atau dewa penjaga ternak.
Lantas dewa mana yang dimaksud dalam relief tersebut. Itu adalah Mithra dari agama baru yang dibuat baru pada abad 1 hingga 3, dimana kemudian berkembang lalu lenyap begitu saja.
5. Bangkit dari Kematian
Mithra tidak pernah mati untuk itu dia juga tidak perlu bangkit. Tidak ada satupun bukti yang mencatat bahwa dia pernah mati dan lebih dari itu, turun ke dunia orang mati.
Kematian yang membawa kekekalan bagi pengikutnya ternyata hanya berdasarkan karya seni yang ditinggalkan dari pengikut dewa pagan pada 200 tahun setelah kelahiran Yesus dan klaim tersebut mengenai bagaimana sang dewa menyembelih banteng dan menyelamatkan pengikutnya.
6. Jalan, Kebenaran dan Hidup
Frasa Aku adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup merupakan sebuah terminologi khas dari Kekristenan yang bahkan tidak ada dalam Yahudi.
Frasa itu menunjukkan bagaimana setiap orang yang ingin selamat harus mau diselamatkan oleh Yesus melalui pengorbananNya di kayu salib.
Tidak ada bukti yang kuat tentang frasa ini pernah diucapkan oleh sang dewa matahari bangsa Indo-Aryan tersebut. Mengingat kelahiran mitos Mithra versi Eropa-Romawi lebih baru dari Yesus dan Alkitab, maka bisa dianggap ini adalah upaya meniru ucapan Kristus.
7. Hari Suci
Memang benar bahwasanya dari sumber Dictionary.com, Sunday atau Minggu merupakan sebuah hari yang dipersembahkan untuk dewa Matahari.
How Sunday got its name
The name for Sunday stems from the Middle English word sunnenday, which itself comes from the Old English word sunnandæg. The English derivations stem from the Latin diēs sōlis (“sun’s day”).
To know why this particular day is devoted to the sun, you have to look to Babylonian times.
The Babylonians were the first to start the seven-day week, and they brought it to the Latin-speaking Romans, who named each day after a god. Germanic and Nordic people did the same, but replaced the Roman gods with their own corresponding gods.
The similarities between the two can be seen today for every day but Sunday. With Christianity, Latin-derived Romance languages changed the dedication from “sun’s day” to “lord’s day” (domingo in Spanish, dimanche in French, and domenica in Italian). “Sun’s day” stuck, however, in the languages that would become modern English. (Dictionary.com)
Namun perlu diingat bahwa Minggu dalam bahasa lain, misalnya Latin, Italia dan Perancis telah berubah dan itu merujuk pada hari Tuhan dalam tradisi Kristen.
Sedangkan minggu dalam agama Mithraisme ala Romawi merujuk pada hari dimana mereka melakukan ritual.
Uniknya, ritual mereka sama seperti yang dilakukan oleh umat Kristen, khususnya Katholik. Sudah sejak lama orang agama Katolik melakukan Ekaristi atau perjamuan Kudus.
Hal yang sama ditiru oleh penganut pagan dewa matahari di rumah ibadah mereka yang disebut sebagai Mitraea.
Michele Salzman dari University of Penn bahkan menulis bahwa ritual Mithras di hari Minggu meniru dengan jelas apa yang dilakukan oleh orang Kristen.
8. Gereja Meniru Kaum Mithras
Ini adalah pernyataan invalid yang tidak mendasar. Memang dalam kultus Mithras ada pemujaan yang dilakukan pada hari Minggu di Mitraea dan 'kebaktian' di sana mirip dengan perjamuan yang dilakukan Yesus serta para murid yang kemudian diadopsi kaum Kristen.
Namun Kekristenanlah yang lebih dahulu melakukan itu. Bahkan bila dirunut, ini akan mengarah pada pertemuan suci untuk menyembah Yahweh, Tuhan orang Israel di Sinagoga, bukan kuil kaum Mithras.
Polemik Mithra Ala Romawi
Dewa Mithra dari India |
Jadi bisa disimpulkan bahwa Yesus tidak mengambil apapun dari Mithra. Agama ini menjadi unik dan misterius karena memang tidak ada bukti tertulis yang ditinggalkan. Orang modern hanya dibekali relief, sisa-sisa arkeologi ataupun patung tentang kultus orang Romawi ini.
Lebih lanjut, jelas bahwa Mithra Romawi berbeda dengan Mithra di Indo-Aryan ataupun Zoroaster, dimana ini bisa dikatakan sebuah fenomena lanjutan dari bangsa Romawi yang gemar meminjam tuhan bangsa lain untuk kemudian diberi cerita-cerita suci rekaan dan nantinya disembah.
Bahkan beberapa penulis Kristen di era awal gereja menganggap Mithra sebagai perwujudan dari iblis yang menyesatkan.
Setelah berkembang cukup pesat di abad ketiga, lantas kemudian agama ini tiba-tiba menghilang. Fenomena ini menambah unik karena agama kuno yang pernah besar ini ternyata hilang tanpa meninggalkan kitab suci atau suatu kelompok loyal apapun.
Itulah sejarah dan intisari dari Mitrhas, agama penyembah dewa matahari yang dianut oleh Romawi menjelang munculnya Kristen sebagai agama dominan di seluruh Eropa, Afrika Utara, Asia Kecil dan selanjutnya seluruh dunia.
Terima kasih sudah membaca. Kunjungi juga artikel menarik lainnya :
- Alien dan Kebudayaan Kuno
- Agama di Mesopotamia Kuno
- Agama dan Mitologi Viking
- 20 Agama Asli orang Indonesia
- 4 Aliran Utama dalam Agama Kristen
- Dewa-Dewa Yunani
- Enuma Elish dan Epik Gilgamesh
- Macam-macam Agama di Dunia
- Agama Manikheisme
Sumber :
- Jesus Vs Mithra oleh Inspiring Phillosopy, https://www.youtube.com/watch?v=muM7Uk40iRE
- Did Jesus Steal Mithra's Birthday, https://www.badancient.com/claims/jesus-mithras-birthday/
- Cult of Mithras Explained, oleh Andrew Mark Henry, Religion for Breakfast, https://www.youtube.com/watch?v=xlF0gVedODE&t=480s
- Is Jesus Identical to Mithra oleh Kevin MacLean, https://www.youtube.com/watch?v=R_ifKFLRUOM&t=65s
- Is Jesus Simply A Retelling Of The Mithras Mythology?, https://coldcasechristianity.com/writings/is-jesus-simply-a-retelling-of-the-mithras-mythology/
- Mithra, https://www.worldhistory.org/Mithra/
Posting Komentar untuk "Mithraisme, Agama Kuno Penyembah Matahari"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.