Kitab Suci vs Enuma Elish dan Epik Gilgamesh
Penemuan tablet berisi cerita dari Mesopotamia Kuno yang biasa disebut sebagai Enuma Elish dan Epik Gilgamesh membuat dunia gempar.
Beberapa menyebutnya sebagai pukulan telak terhadap para pengikut Kristen dan Yahudi, sebagian lainnya menganggapnya hanya sebagai dongeng belaka yang tidak punya pengaruh apapun.
Lantas seperti apa posisi Kitab Suci paska penemuan tablet Enuma Elish dan Epik Gilgamesh? Apakah tulisan yang dianggap sakral dan terinspirasi langsung oleh Tuhan tersebut akhirnya mengalami degadrasi secara kewibawaan?
Kesamaan Kitab Suci dengan Enuma Elish dan Epik Gilgamesh
Alkitab vs Enuma Elish |
Agama Kristen dari berbagai aliran berbagai banyak hal yang sama dengan kepercayaan Yahudi. Tidak hanya perjanjian lama, kedua kaum ini juga percaya tentang adanya Imam Mahdi yang disebut sebagai Sang Juruselamat serta Tuhan yang tunggal, yakni Tuhannya orang Israel.
Tidak ada tuhan yang layak disembah selain Tuhannya orang Israel, yang mengutus nabi Musa, Daud, Salomo, Yesaya, Daniel dan lainnya untuk memberitakan ajaran-Nya kepada umat manusia. Untuk membedakan Tuhan dengan ilah yang lain, mereka menyebutnya sebagai Tuhannya Abraham, Ishak dan Yakub, tiga nenek moyang umat manusia sekaligus tokoh yang dekat dengan Sang Pencipta.
Yahudi dan Kristen meyakini bab ketuhanan tersebut. Semua itu bersumber dari Kitab yang sama. Namun bagaimana jika ada kitab lain yang juga memiliki banyak kisah yang serupa dan kitab itu lebih tua?
Secara ringkas, berikut adalah kesamaan antara kitab-kitab tersebut :
Penciptaan Alam Semesta
Dewa purba Sumeria, salah satu fondasi dari rumpun agama Mesopotamia Kuno, menciptakan jagad raya dari chaos atau ketidak aturan.
Elemen utama yang diatur oleh Dewa purba ini (Anu?) adalah air. Ia memisahkan dua jenis air dan kemudian muncullah Tiamat dan Apsu. Dari hubungan keduanya lahirlah kemudian para dewa dan mahkluk sakral lainnya.
Di sini ada dua poin yang menjadi kesamaan dengan ajaran Yahudi maupun Kristen :
- Yahweh sebagai Sang Pencipta, yang tidak diceritakan kemunculanNya karena memang ia adalah 'tidak berasal', membentuk alam semesta dari ketidak-aturan. Ia digambarkan sebagai Roh yang melayang-layang di atas permukaan air.
- Air menjadi elemen dasar bagi kehidupan karena bahkan sebelum ada cahaya, yang mana diciptakan pada hari pertama, air sudah ada.
Penciptaan Manusia
Adam adalah manusia pertama menurut Kitab yang ditulis Musa. Hal ini dipercaya bukan hanya oleh Yahudi dan Kristen, tetapi juga Islam.
Dipercaya Adam diciptakan oleh Tuhan sendiri dari tanah liat. Selanjutnya, dalam Yahudi dan Kekristenan, Adam yang berupa tanah liat itu diberikan nafas kehidupan oleh Tuhan dan jadilah manusia.
Ternyata hal yang mirip juga ada dalam mitologi Mesopotamia Kuno, khususnya di dalam kepercayaan agama Sumeria dan Babilonia. Namun bukan Adam, tetapi Adapa adalah manusia pertama yang diciptakan dari tanah liat juga.
Banjir Besar
Dalam Epik Gilgames, Utnapishtim sebagai manusia imortal bercerita kepada Raja Uruk bagaimana dia diberkati Dewa untuk menjadi abadi.
Itu bermula dari rencana Dewa untuk memusnahkan seluruh kehidupan dengan mengirim banjir besar. Namun Ea, salah satu dewa muda datang kepada Utnapishtim dan memberitahu rencana itu. Dewa itu lalu meminta Utnapishtim dan keluarganya membuat kapal besar lalu menyelamatkan masing-masing sepasang hewan yang ada.
Tentu potongan cerita di atas sangat familiar di kalangan penganut agama Abrahamanik. Kisah di atas sangat mirip dengan apa yang dialami oleh Nabi Nuh, salah satu nabi terpenting di kebudayaan Ibrani.
Bahkan secara detail bagaimana Utnapishtim dan Nuh mengecek ketinggian banjir di bumi dengan menerbangkan burung juga sangat serupa. Siapa mencontek siapa?
Perbedaan Mendasar Kristen dan Agama Mesopotamia Kuno
Ada beberapa hal yang membuat orang menganggap Bibel mencontek agama Sumeria kuno maupun kepercayaan bangsa Babelonia.
- Tablet-tablet dari Irak yang memuat mitologi Sumeria-Akkadia-Assiria-Babilonia kuno tersebut jauh lebih purba dari naskah tertua Alkitab. Dalam forum Got Qustions (sumber ada di bawah) dikatakan Enuma Elish ditulis pada 1400 SM, sedangkan Kitab Genesis baru ditulis pada 1100 SM.
- Orang Yahudi pernah mengalami pembuangan ke Babel dan Asyur. Peristiwa itu membuat banyak orang dikirim ke Babel dan tinggal di sana sebagai tawanan. Diperkirakan saat inilah kisah-kisah penciptaan tentang Adam, banjir besar Nuh dan pemujaam akan Elohim diciptakan.
- Luasnya pengaruh dari Babel dan Sumeria, sehingga mulai muncul saling pinjam tuhan, khususnya di wilayah Palestina, sebagian Arab, Levan dan bahkan tanah Persia.
Meski demikian mengatakan Kekristenan mencontek dari Sumeria / Mesopotamia adalah hal yang fatal dan tidak mendasar.
Ada banyak alasan logis dan tidak terbantahkan yang bisa digunakan untuk membedakan antara Kristen dan rumpun agama pagan dari Mesopotamia, baik itu yang bersumber dari Enuma Elish atau mitologi lainnya.
Konsistensi.
Kristen sangat konsisten. Dari Genesis sampai Apocalypse, rangkaian cerita yang ada merujuk pada Tuhan yang akan turun ke bumi sebagai Yesus. Barangsiapa percaya kepada Ketuhanan Yesus dan melakukan perintahNya akan selamat.
Sedangkan jelas bahwa dalam kisah mitologi pagan tersebut, ada banyak ketidakkonsistenan. Beberapa diantaranya adalah :
- Adapa sebagai manusia pertama diciptakan dari tanah liat, sedangkan di kisah lainnya Marduk memutilasi tubuh Tiamat dan salah satu bagiannya menjadi manusia. Dari sini bisa dilihat ketidakkonsistenan dari kisah tersebut.
- Pusat pemujaan yang berubah-ubah tergantung siapa bangsa yang berkuasa. Bisa dilihat bahwa sejak awal ada banyak sekali dewa, mulai dari Anu, Apsu, Tiamat, Enlil, Marduk bahkan Asyur dan Dagon.
Pantheon Sumeria ini sudah bercampur dengan dewa-dewa dari Babel dan Akkadia, bahkan bukan tidak mungkin ada suku-suku lain yang menyumbangkan tuhannya untuk sistem kepercayaan ini.
Bandingkan dengan Kristen yang konsisten dalam menceritakan rencana Sang Pencipta untuk menyelamatkan manusia sedari awal hingga akhir.
Posisi Manusia
Manusia dalam kisah Sumeria dan Akkadia adalah budak. Anu menciptakan mereka sebagai sarana untuk melayani para dewa. Tentu ini sangat berbeda dengan Kekristenan yang menganggap manusia sebagai rekan sekerja Tuhan.
Yesus Bukan Tuhan?
Lantas bagaimana seorang Kristen memandang kisah-kisah Sumeria yang jauh lebih tua dan punya kesamaan dengan Alkitab tersebut. Semua tergantung pada masing-masing individu. Tidak ada yang bisa memaksakan opini dan pendapatnya.
Tentu banyak yang menganggap ini sebagai sarana untuk menggoyang iman sekaligus meruntuhkan Kekristenan, karena jika penciptaan manusia adalah hanya karangan berdasarkan dongeng purba, maka kehadiran Kristus sebagai Juruselamat tidak diperlukan. Alhasil Yesus bukanlah tuhan.
Muara dari anggapan ini sangat fatal, karena selain meragukan atau bahkan menolak kehadiran Tuhan dalam bentuk manusia bernama Yesus putra Maria, juga akan menolak keberadaan dari sosok yang disebut Sang Pencipta, karena hanyalah hayalan semata.
Pendapat Yesus bukan Tuhan juga akan semakin diperkuat karena alasan kehadiran dan kelahiran diriNya di dunia adalah untuk menebus dosa umat manusia yang sudah jatuh sejak Adam.
Namun ada juga opini alternatif yang bisa digunakan oleh orang Kristen dalam memandang kisah-kisah dari Mesopotamia kuno ini :
- Peristiwa banjir besar adalah sebuah peristiwa yang sangat fenomenal dan selain di Sumeria, orang Cina Kuno dan India juga memiliki kisahnya masing-masing. Tidak menutup kemungkinan justru kisah Taurat dan Injil Perjanjian Lama yang benar, dimana Tuhan menginspirasi Musa untuk meluruskan kisah tersebut.
- Melihat ketidakkonsistenan pantheon Sumeria kuno dan membandingkannya dengan Alkitab, maka bisa dikatakan inilah justru tujuan Tuhan menginspirasi para penulis kudus, yakni untuk menyampaikan kisah yang sesungguhnya, yang jauh dari karangan manusia yang tendensius, khususnya demi menegaskan kekuasaan oknum tertentu.
Itulah sekelumit pandangan tentang agama Sumeria dan perbandingannya dengan Kekristenan. Lantas bagaimana menurut Anda?
Baca juga artikel menarik lainnya seperti :
Sumber :
https://www.ancient-origins.net/news-human-origins-folklore/origins-human-beings-according-ancient-sumerian-texts-0065
https://www.gotquestions.org/Enuma-Elish.html
https://www.sacred-texts.com/ane/stc/index.htm
saya sebagai muslim tentu tidak percaya Yesus sebagai Tuhan, tetapi kembali lagi ke kepercayaan masing2. Saling menghormati, tidak mengganggu ibadah masing2, tidak memaksakan pendapat pribadi yang berbeda dgn orang lain. Supaya bisa hidup berdampingan dengan damai
BalasHapus