Ini Definisi dan Contoh Saham Bluechip, Second Liner dan Third Liner
Catatan Adi - Ini kalimat yang cukup keras yang harus dicamkan siapapun : jangan investasi saham kalau masih pemalas, tidak suka belajar dan kurang sabar. Dipastikan orang seperti ini akan gagal. Hanya orang-orang yang terus mau belajar yang bisa sukses di bidang ini. Salah satu strategi untuk sukses di pasar saham adalah dengan memahami dan memilah saham-saham, antara lain ke dalam golongan bluechip, second liner dan gorengan.
Jenis-jenis Saham |
Apa Itu Saham Bluechip?
Bagi kalian yang memang suka main saham jangka pendek, mungkin tidak terlalu tertarik pada saham bluechip, namun untuk mereka yang memandang aktivitas transaksi pasar saham sebagai investasi jangka panjang, maka saham bluechip adalah segalanya.
Saham bluechip adalah saham dari emiten yang berasal dari perusahaan-perusahaan besar dan biasanya stabil. Ciri-ciri umumnya adalah :
- Perusahaan saham tersebut memiliki fundamental yang kuat.
- Biasanya stabil dan cenderung memiliki grafik naik dalam jangka waktu cukup lama (di atas 3 tahun).
- Biasanya membagikan deviden secara rutin.
- Memiliki kapital yang besar, yakni di atas 10 triliun rupiah.
Sebenarnya tidak ada definisi baku untuk istilah saham bluechip, namun pada dasarnya saham tersebut memiliki makna dan ciri-ciri yang tidak jauh dari apa yang sudah dijelaskan di atas.
Contoh-contoh Saham Bluechip
Lalu sekarang kita akan bahas contoh-contoh saham bluechip di bursa saham Indonesia. Beberapa saham bluechip yang populer antara lain adalah :
- Bank BCA (BBCA).
- Bank BRI (BBRI).
- Bank BNI (BBNI).
- Astra (ASII).
- Adhikarya (ADHI).
- Gudang Garam (GGRM).
- HM Sampoerna (HMSP).
- Telkom (TLKM).
- Indofood Sukses Makmur (ICBP).
Ciri umum lainnya dari saham bluechip adalah harga perlembarnya yang lebih mahal dari saham second liner, apalagi third liner. Meski demikian harus diingat bahwa grafik bursa saham sangat dinamis dalam setiap detiknya.
Bagaimana Mengelola Saham Bluechip?
Apakah Anda pernah mendengar istilah menabung saham? Sebenarnya ini kurang tepat karena saham pada dasarnya bisa menguntungkan bisa juga merugikan. Namun, itu tidak masalah, karena pada dasarnya memang menabung saham adalah aktivitas membeli saham secara rutin dalam jangka waktu tertentu.
Untuk Anda yang suka menabung saham, maka belilah dari emiten-emiten jenis bluechip. Meski pada dasarnya akan stabil dan cenderung naik, tetapi butuh kesabaran agar bisa mendapatkan keuntungan, baik dari capital gain (selisih harga jual-beli saham) maupun deviden.
Misalkan :
Saham BBCA pada 15 Juli 2016 ada di posisi 13.225 rupiah perlembar. Di Juni 2021, saham BBCA berada di kisaran 30.000 rupiah perlembar.
Saham BBRI pada 30 September 2005 ada di posisi 270 rupiah perlembar. Di Juni 2021, saham BBRI berada di kisaran 3.990 rupiah perlembar.
Saham GGRM pada 30 September 2005 ada di posisi 10.900 rupiah perlembar. Di Juni 2021, saham GGRM berada di kisaran 38.750 rupiah perlembar.
Saham UNVR pada 30 Septemeber 2005 ada di posisi 815 rupiah perlembar. Di Juni 2021, saham UNVR berada di kisaran 5.000 rupiah perlembar.
Bisa Anda lihat bahwa jika dilihat secara jangka panjang, maka pergerakan grafiknya sangat bagus. Meski demikian, Anda harus tetap melakukan analisa fundamental untuk memilih saham bluechip mana yang paling potensial untuk mendapatkan keuntungan paling besar.
Kesimpulan dari hal ini adalah, menabung saham di bluechip yang tepat akan sangat menguntungkan. Bayangkan jika pada bulan 2005, Anda hanya menabung di bank secara konvensional sejumlah 100 juta rupiah. Bunga deposito hanya 3% belum dikurangi biaya admin dan lain-lain. Bandingkan saja jika pada 2005 Anda menggunakan uang 100 jutauntuk membeli saham GGRM atau UNVR. Tentu Anda sudah kaya raya sekarang.
Saham Second Liner dan Third Liner
Ini adalah saham-saham yang biasanya digunakan untuk trading harian ataupun investasi jangka pendek. Untuk Anda yang punya insting bagus dan analisa cemerlang, Anda bisa mengelola saham-saham jenis ini, khususnya untuk mendapatkan keuntungan dari sisi capital gain. Pada umumnya saham disebut second liner bila perusahaannya punya kapital antara 500 milyar hingga 10 triliun.
Istilah lain dari saham second liner adalah saham lapis dua, saham mid-cap, atau middle stocks. Apakah saham second liner jelek? Tentu tidak. Anda harus paham bahwa ada banyak saham second liner yang berasal dari perusahaan yang punya fundamental cukup bagus dan prospek cerah.
Meski demikian harus disadari bahwa saham-saham jenis ini cenderung fluktuatif. Grafiknya juga sangat dinamis, terlebih jika dilihat dalam jangka waktu pendek, misal harian atau mingguan. Di sinilah para trader berusaha mencari peruntungan, yakni membeli di saat murah dan menjual ketika mulai terlihat mendapatkan keuntungan (grafik naik).
Bagaimana cara mengelola saham golongan second liner? Pada dasarnya istilah second liner atau saham lapis dua juga tidak baku. Bisa jadi dua investor senior punya gambaran berbeda mengenai definisi, contoh dan cara mengelola saham second liner.
Saham third liner adalah golongan saham lapis tiga yang berasa dari perusahaan small cap alias hanya punya kapital di bawah 500 milyar saja. Saham third liners sering disebut sebagai bahan gorengan karena fluktuasinya sangat dinamis dan cenderung mudah terstimulus oleh sentimen pasar.
Intinya, harus diingat :
- bisa saja saham yang saat ini sering digolongkan ke second liner dan third liner bisa menjadi bluechip di masa depan.
- banyak perusahaan yang sahamnya masuk second liner juga ternyata membagikan deviden atau keuntungan tahunan kepada pemilik saham.
- saham second liner apalagi third liner harganya bisa naik tiba-tiba dalam jangka waktu pendek, namun tak jarang langsung turun. Jangan suka FOMO atau takut ketinggalan rombongan dari mereka yang memborong besar-besarnya. Ketahui momentum yang tepat untuk membeli atau menjual saham second liner.
Bagaimana Cara Menabung Saham?
Cara menabung saham yang benar bukan berarti fanatik terhadap satu atau beberapa emiten dan terus membelinya tanpa melihat perkembangan pasar. Justru jika ingin tabungan aman dan berkembang (dana), maka harus tetap melakukan analisa fundamental maupun teknikal dengan baik dan benar.
Secara praktis, belilah saham bluechip. Saham ini memiliki tingkat kestabilan tinggi karena didukung kinerja perusahaan yang baik. Namun tetap perhatikan sentimen pasar dan perkembangan perusahaan selanjutnya. Lepaslah atau jual jika memang mengalami penurunan harga melebihi batas toleransi
Demikian penjelasan kali ini. Sampai jumpa di artikel menarik berikutnya. Baca juga tulisan lainnya seperti contoh dan cara mendapatkan passive income.
Posting Komentar untuk "Ini Definisi dan Contoh Saham Bluechip, Second Liner dan Third Liner"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.