OPERASI BARBAROSSA : Ambisi Jerman Menginvasi Rusia
Operasi Barbarossa merupakan sebuah kampanye militer Jerman ke Front Timur, yakni Rusia dan sekitarnya. Tujuan dari agresi ini adalah untuk menghancurkan kekuatan komunis, menyingkirkan bangsa Slavia serta mendapatkan sumber daya alam yang melimpah dari Eurasia.
Ambisi Besar Jerman
Salah satu impian terbesar dari Adolf Hitler adalah memperluas wilayah Jerman Raya dengan tujuan mendapatkan ruang hidup yang lebih besar bagi Bangsa Arya. Untuk mencapai hal itu, maka Jerman membuat berbagai strategi dan rencana untuk mencaplok teritori negara lain. Inilah salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia 2.
Di sebelah timur, terbentang tanah yang sangat luas dengan sumber daya melimpah bagi Third Reich untuk melanjutkan perang. Masalahnya mereka harus berhadapan dengan orang-orang Slavia, yang semenjak era abad pertengahan terkenal keras kepala serta tidak mau tunduk pada bangsa asing.
Maka Hitler memutuskan untuk menyelenggarakan suatu operasi militer yang melibatkan jutaan prajurit denga tujuan merebut tanah Rusia, serta menyingkirkan komunisme yang adalah musuh ideologi Partai Nazi. Semua itu ia implementasikan dalam sebuah kampanye militer dengan nama Operasi Barbarossa.
Nama Asli
OPERASI BARBAROSSA |
Barbarossa sendiri adalah nama seorang Kaisar Jerman (Frederick Barbarossa) di masa Kekaisaran Romawi Suci. Meski kampanye militer terbesar dan paling biadab sejak bumi tercipta itu lebih dikenal dengan nama Operasi Barbarossa, namun nama aslinya adalah Operasi Fritz.
Perang Paling Biadab
Jika Perang Dunia II dianggap sebagai pertempuran paling mematikan, maka Operasi Barbarossa beserta konflik militer yang terjadi karenanya adalah episode paling menguras air mata. Perang Dunia II jauh lebih besar dari Perang Boer, Perang Sino-Jepang ataupun Perang Sipil Amerika. Ini adalah perang dengan korban jiwa paling banyak, melibatkan jutaan prajurit dari dua kubu (Nazi dan Komunis) serta merupakan gesekan militer paling memprihatinkan. Tidak hanya prajurit, ada banyak warga sipil yang harus tewas bersimbah darah maupun hidup dengan penderitaan. Bahkan wanita-wanita Rusia kabarnya juga tak luput menjadi korban kekerasan.
Pengepungan Jerman atas kota-kota kunci di Rusia serta bagaimana Nazi memperlakukan bangsa Slavia akhirnya dibayar tuntas, yakni ketika kaum Komunis melakukan serangan balik dan mengubah Jerman menjadi seperti neraka.
Jalannya Perang
Pagi-pagi buta, pada tangga 22 Juni 1941, Jerman memulai invasi akbarnya demi merebut tanah Soviet. Dalam artikel yang diterbitkan Bussines Insider menulis, para ahli perang Hitler yakin operasi ini hanya membutuhkan waktu paling lama 3 bulan saja. Cemooh dan kesombongan Nazi bukan hanya itu saja. Jenderal Franz Halder yang berhasil menghancurkan angkatan udara Rusia di hari-hari awal perang malah lebih congkak lagi. Ia menulis di buku diarinya bahwa Jerman akan menang hanya dalam waktu 14 hari saja.
Ada kemungkinan kesombongan itu berasal dari informasi yang menyatakan bahwa :
- Kondisi militer Uni Soviet tidak sedang baik paska bentrok dengan Polandia dan Finlandia.
- Stalin melakukan tindakan gila dengan mengeksekusi para perwira handal yang ia curigai.
Selain itu bukan rahasia jika teknologi Rusia, khususnya pesawat tempur mereka kualitasnya berada jauh di bawah Luftwaffe.
Pada awal perang, 1200 pesawat Rusia hancur. Akhir Juli, 600.000 tentara Rusia ditawan oleh Axis di Smolenks dan Minks.
Tiga cabang serangan Jerman tidak menemui perlawanan berarti, kecuali di Lithuania yang dikabarkan ada satu tank Soviet yang berhasil menahan laju gerak Wehrmacht untuk beberapa hari sebelum akhirnya tumbang juga.
8 Agustus 1941, Pasukan Poros berhasil melakukan progres gemilang di Selatan dan bahkan mengepung kota Odessa. 100 ribu lebih prajurit Soviet dijadikan tawanan.
Pasukan yang menyerbu Moskow sebenarnya sudah sampai 'di depan' kota, sebelum akhirnya entah apa yang ada di pikiran Hitler, malah membagi grup pasukan tersebut, untuk juga membantu invasi di Kiev dan Leningrad.
Pasukan Jerman sudah nyaris mencapai Moskow, tetapi itu terjadi di bulan Oktober. Di sinilah petaka bermula. Sebuah awal bagi kekalahan yang menyesakkan hati, sama seperti yang dialami Napoleon ketika menginvasi Rusia.
Musim dingin tiba dan Jerman belum juga menang total. Mereka terus berupaya mencapai target, yakni Moskow dan wilayah yang disebut Garis AA, sebuah teritori yang membentang dari Arkhangelsk ke Astrakhan. Sementara itu di pihak lain, Tentara Merah berkembang pesat secara jumlah. Jika di awal mereka 'hanya' punya 5 juta orang, di bulan Desember, jumlah mereka sudah lebih dari 8 juta prajurit.
Rusia Adalah Rusia
Jerman tidak sendiri ketika melakukan invasinya. Mereka datang dengan para sekutunya untuk maksud yang sangat jelas, mengenyahkan orang Slavia dari tanah air mereka sendiri.
Jewish Virtual Library mencatat Jerman datang bersama prajurit dari Italia, Rumania, Finlandia, Hunggaria dan Albania. Negara-negara tersebut beserta milisi mereka mengeroyok Rusia yang sendirian, mati-matian mempertahankan Moskow serta kota-kota kunci lainnya.
Jerman menyerbu Uni Soviet dengan 3 juta lebih prajurit. Di samping itu, Nazi juga mendapatkan ratusan ribu prajurit tambahan dari sekutu-sekutu mereka.
Jerman juga diperlengkapi 3000 tank, 2500 pesawat tempur, 7000 senjata artileri, 600.000 kendaraan dan 600.000 lebih kuda. Rumania menyumbang 250.000 prajurit, sementara Finlandia berkontribusi lebih dari setengah juta tentara.
Sementara Uni Soviet juga tak mau sukarela dibantai. Mereka mempersiapkan tak kurang dari 5 juta prajurit serta jutaan lainnya yang siap dialirkan dari Siberia. Kabarnya Mongolia juga mensuplai kuda-kuda, sedang partisan dari Eropa Timur dan Yugoslavia menjelang titik balik juga cukup memberikan kontribusi.
Di akhir episode kelam ini, titik balik akhirnya tiba. Awal 1945 seusai musim dingin yang mengerikan, Soviet mulai menyerang balik. Mereka juga mendapat dukungan dari bangsa Slavia dan partisan komunis yang negaranya dijajah Jerman.
Rusia adalah Rusia. Kegagalan Hitler menyerbu negeri ini mengulangi apa yang terjadi pada Napoleon saat gagal menguasai Rusia. Faktor utamanya juga sama, musim dingin yang keji.
Kenapa Operasi Barbarosa Gagal?
Ini adalah suatu pertanyaan yang butuh analisa tajam untuk menjawabnya, meski fakta-fakta dilapangan sudah terang benderang dalam memberikan aneka jawaban.
Kenapa Jerman kalah melawan Uni Soviet pada Perang Dunia 2? Jawabannya antara lain :
- Perang berlangsung lebih lama dari yang dibayangkan. Empat atau bahkan lima juta prajurit Jerman beserta sekutu mereka belum cukup mampu untuk merebut Moskow dalam waktu singkat. Padahal Blitzkrieg, suatu strategi andalan Hitler, bertumpu pada kecepatan serangan untuk segera menyelesaikan perang dalam waktu singkat.
- Musim dingin yang kejam di Rusia adalah petaka bagi Jerman namun anugerah bagi Tentara Merah. Terbukti pada saat musim dingin, keadaan berbalik. Bukan hanya mampu mempertahankan wilayah, pasukan Stalin juga bisa menyerang balik.
- Uni Soviet juga punya kekuatan militer yang sebanding bahkan jauh lebih mengerikan dari Jerman. Memang pada awalnya Herr, Luftwaffe maupun Waffen-SS bisa menjebol garis pertahanan di sisi barat Rusia, serta sempat mencaplok Ukraina dan Polandia. Tetapi ternyata Stalin mampu mensuplai sumber daya dari pedalaman Rusia dan wilayah Siberia untuk menghadapi Nazi. Britannica menulis dalam artikelnya, Uni Soviet memiliki tank dan senjata yang sebaik Jerman, meski angkatan udara mereka tidak lebih bagus. Walau demikian, kekuatan Soviet ada pada jumlah prajurit Tentara Merah yang seperti tidak ada habisnya.
- Blunder. Lagi-lagi ada pendapat yang mengatakan bahwa Hitler sendiri yang berkontribusi dalam hancurnya Jerman. Jika di Front Barat, Pemimpin Nazi tersebut memerintahkan pasukan Jerman untuk tidak menghabisi kekuatan Inggris di Dunkirk, maka di Rusia, Jerman justru melakukan invasi dengan cara memecah kekuatan menjadi tiga untuk Mereka mengincar tiga target sekaligus, yakni Ukraina, Leningrad dan Moskow.
- Tidak adanya komunikasi yang baik dengan sesama kekuatan fasis, yakni Jepang. Harusnya Jepang menusuk lewat laut dan udara. Atau setidaknya memberikan sebuah serangan pengalihan dari Manchuria menuju Siberia via Mongol atau Cina. Karena yakin Jepang tidak membuka front di sana, maka Stalin bisa menarik suplai tentara dan milisi dari timur untuk menghadapi Wehrmacht di barat.
Serangan Balik Mematikan
Gagalnya kampanye ini harus ditebus dengan sangat mahal oleh Hitler. Uni Soviet beserta infantri, angkatan udara dan pasukan tank yang tak terhitung jumlahnya maju menyerang Jerman, menjebol pertahanan di Polandia dan Ukraina, lalu memporak-porandakan wilayah utama Jerman. Bahkan kemudian berhasil mengambil alih Berlin serta menghabisi sisa-sisa prajurit Hitler yang masih memilih untuk terus berjuang.
Episode kedatangan Rusia ke Jerman diwarnai dengan dugaan aksi pembantaian, pemerkosaan dan penjarahan yang dilakukan oleh Tentara Merah kepada wanita dan penduduk Jerman. Ini tak lain adalah pesan bahwa Rusia tidak akan diam saja diperlakukan semena-mena ketika Jerman menjajah mereka.
Serangan Rusia jauh lebih mengerikan dari invasi pasukan gabungan AS-Inggris-Kanada-Perancis-Belgia-Belanda-Australia-Selandia Baru dan sekutu-sekutu mereka dari barat. Tusukan Rusia benar-benar adalah mimpi buruk yang pada akhirnya membuat Jerman harus menyerah dan Nazi musnah. Setidaknya hingga hari ini. Perang Dunia II di front Eropa akhirnya berakhir.
Refrensi :
- https://www.britannica.com/event/Operation-Barbarossa
- https://www.jewishvirtuallibrary.org/operation-barbarossa
- https://www.businessinsider.com/operation-barbarossa-invasion-of-soviet-union-cost-germany-wwii-2020-6?r=US&IR=T
- https://www.theatlantic.com/photo/2011/07/world-war-ii-operation-barbarossa/100112/
- https://en.wikipedia.org/wiki/Eastern_Front_(World_War_II)
Posting Komentar untuk "OPERASI BARBAROSSA : Ambisi Jerman Menginvasi Rusia"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.