Sejarah dan Penyebab Perang Dunia 2 Sebenarnya : Harta, Tahta, Dendam
Perang dunia 2 merupakan peristiwa paling memilukan dalam sejarah umat manusia. Tragedi kemanusiaan itu telah merenggut nyawa puluhan juta orang dan menghancurkan banyak kota maupun negara.
Lantas apa penyebab dari perang dunia 2? Siapa saja negara yang berhasil keluar menjadi pemenang? Dalam artikel kali ini Catatan Adi akan membahas tuntas semuanya dalam edisi khusus, sejarah dan latar belakang Perang Dunia 2.
Definisi Perang Dunia 2
Perang dunia 2 adalah serangkaian perang skala global yang terjadi antara 1939 hingga 1945, dimulai dengan penyerangan Jerman ke Polandia dan berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu.
Meski pada dasarnya ada dua kelompok yang saling bertempur, yakni pihak Poros dan Sekutu, namun di lapangan semuanya terlihat lebih rumit daripada itu.
Perang Dunia II menjadi sangat penting untuk dijadikan 'milestone', karena meski tidak berlarut-larut seperti Perang 100 Tahun, tetapi dampaknya sungguh mengerikan.
Selain itu, meski disebut perang dunia II, tetapi fokus pertempuran adalah di daratan Eropa, Asia Timur – Tenggara, Afrika Utara dan Pasifik.
Perang dunia ke 2 juga punya kaitan dengan perang dunia pertama, dimana Jerman menjadi aktor utama dari dua clash tersebut.
Latar Belakang
Perang Dunia 2 |
Seperti apa latar belakang dari perang dunia 2 atau yang biasa disebut dengan World War 2? Untuk menjawabnya, maka harus dilihat beberapa kondisi sebagai berikut, antara lain : situasi dunia paska perang dunia 1, bangkitnya nasionalisme di kalangan bangsa-bangsa Eropa dan non-Eropa, munculnya komunisme dan fasisme sebagai dua ideologi baru serta perebutan sumber daya alam.
Kondisi Paska Perang Dunia 1
Perang dunia pertama benar-benar menimbulkan duka mendalam bagi Eropa, khususnya Inggris dan Perancis. Perang itu telah berhasil memporak-porandakan sekian negara bahkan mengakhiri eksistensi dari banyak entinitas yang selama ini cukup disegani, semacam Kesultanan Turki Ottoman dan Kekaisaran Austria-Hunggaria.
Hancurnya Khilafah Ottoman
Turki yang pada saat itu bernama Kesultanan Utsmaniyah adalah sebuah negara Islam terkuat dan paling ditakuti di dunia. Wilayahnya sangat luas dan tersebar di Eropa, Afrika maupun Asia. Maka tak salah jika negara ini disebut sebagai kerajaan lintas benua.
Kehebatan Ottoman mencapai puncaknya ketika di bawah komando Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Kerajaan Romawi Timur dan mengakhiri keberadaan pengaruh Kristen di Turki. Bahkan Konstantinopel berhasil dikepung dan direbut. Peristiwa pencaplokan kota yang didirikan oleh Kaisar Konstantin oleh Utsmaniyah pada tahun 1453 itu selalu terpatri sebagai sebuah kebanggaan kolektif bagi bagi sebagian orang hingga saat ini. Turki juga berhasil mempersatukan Arab, memperluas wilayahnya ke Balkan serta menganeksasi Siprus.
Namun pada perang dunia 1, Utsmaniyah berada di pihak yang salah, yakni satu gerbong dengan Jerman dan Austria-Hunggaria. Semuanya akhirnya menjadi pihak yang kalah dan bahkan dua diantaranya akhirnya bubar.
Perseteruannya dengan Kekaisaran Rusia menyebabkan Utsmani harus merelakan jajahannya di Eropa Tengah (Balkan) dan daerah lainnya untuk lepas. Hal ini juga akhirnya membuat pengaruh Islam untuk sementara tidak semasif sebelumnya.
Pada sekitar November 1914, Turki bergabung dengan Jerman untuk berperang melawan tiga kekuatan terbesar Eropa saat itu, yakni Inggris-Perancis-Rusia. Hal ini adalah sebuah blunder yang harus disesali selama-lamanya.
Perjanjian Severes yang disahkan pada 10 Agustus 1922 memuat banyak poin yang merugikan Turki Ottoman, antara lain adalah penyerahkan wilayah jajahan Turki di Timur Tengah yang dihuni bangsa Arab kepada Inggris. Selain itu beberapa wilayah Kesultanan juga harus diserahkan kepada Italia, sang musuh bebuyutan.
Poin yang paling memalukan bangsa Turki adalah pemberian kewenangan kepada Inggris untuk mengontrol ekonomi dan militer Turki.
Untung Kemal Pasya kemudian membubarkan Kekhalifahan Utsmani yang lemah dan menggantinya dengan Republik Turki. Dia juga berhasil mengusir para penjajah, yakni Inggris dan Yunani.
Meski berusaha menggagalkan Perjanjian Sevres, tapi pada akhirnya muncul juga Perjanjian Lausanne. Meski lebih lunak, namun pada akhirnya hal itu tetap membuat kemungkinan Turki menjadi sekuat sebelumnya menjadi hilang sama sekali.
Kekalahan Ottoman ini membuat keadaan menjelang perang dunia 2 berubah total. Negara-negara di Balkan dan Asia Tengah sudah merdeka dari jajahan Utsmani, sedang Inggris dan Rusia menjadi semakin kuat, baik di Eropa Selatan maupun Arab.
Pembubaran Kekaisaran Austria-Hunggaria
Lenyapnya Khilafah juga dibarengi dengan bubarnya salah satu negara terkuat yang pernah begitu lama mencengkeram Eropa, Kekaisaran Austria-Hunggaria.
Kematian Franz Ferdinand, sang Pangeran Austria membuat negeri itu menginvasi Serbia. Hal ini turut menyeret nyaris seluruh Eropa dalam perang dunia pertama. Namun sebagai negara yang mengawali clash, Austria-Honggaria justru bernasib sial.
Kalah melawan Sekutu, Austria dan Hunggaria akhirnya terpaksa menyetujui isi perjanjian Saint-German-En Laye yang antara lain menyebutkan bahwa kekaisaran Austria Hunggaria harus dibubarkan. Wilayah jajahannya menjadi rebutan para pesaingnya.
Dendam Rakyat Jerman
Kondisi lain yang sangat berkaitan dengan terjadinya perang dunia kedua adalah perubahan politik di Jerman.
Jerman yang tadinya adalah sebuah Kerajaan yang kuat harus menjadi negara dengan aib yang besar. Penduduk Jerman banyak yang jatuh miskin dan kelaparan. Industri di negara itu juga porak-poranda. Semua tidak lain adalah karena isi Perjanjian Versailles yang tidak manusiawi yang dibuat oleh Inggris dan Perancis.
Perjanjian Versailles adalah sebuah persetujuan damai yang dibuat oleh Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan Italia serta harus dipatuhi Jerman yang dianggap sebagai pemicu perang dunia 1.
Isi perjanjian tersebut antara lain :
- Jerman harus membayar denda yang sangat besar terhadap negara-negara pemenang perang.
- Jerman harus menyerahkan banyak wilayahnya, diantaranya wilayah seberang lautan, Danzig, Prusia bagian barat dan lain-lain kepada Polandia, Perancis, Ceko, Jepang dan Belgia.
- Kekuatan militer Jerman dibatasi.
- Jerman dilarang memiliki tank dan kapal selam.
- Jerman dilarang berdagang senjata dengan negara lain.
Semua hal tersebut menimbulkan kekacauan ekonomi yang sangat parah. Selain itu banyak orang Jerman menaruh dendam terhadap Inggris dan Perancis sebagai akibat dari Perjanjian Versailles
Menguatnya Sentimen Nasionalisme
Bercermin dari Barat yang begitu modern dan kuat, Mustafa Kemal Pasha mereformasi sistem pemerintahan negaranya. Pada tahun 1924, Turki berubah dari Khilafah menjadi Republik yang sekuler. Islam bukan lagi menjadi ideologi dan dasar negara.
Restorasi Jepang
Sentimen nasionalis lainnya juga muncul di Jepang. Kekaisaran Jepang yang feodal berusaha untuk memodernisasi negaranya. Jiwa nasionalisme yang berlebihan akhirnya berkembang menjadi sifat ekspansionis. Negeri matahari terbit itu, entah dengan cara pikir yang bagaimana, merasa terpanggil untuk menjadi pemimpin bangsa Asia.
Meski tidak berubah menjadi republik, tetapi Jepang mengadopsi banyak sekali kemajuan yang berasal dari Barat : industri, angkatan perang dan pendidikan.
Kombinasi yang unik antara westernisasi terbatas dan loyalitas pada kekaisaran pada akhirnya membuat Jepang bangkit menjadi suatu kekuatan yang menakutkan. Hal itu setidaknya terbukti ketika pada 28 Mei 1905, Jepang menang atas Rusia pada Perang Russo-Jepang.
Kemenangan Jepang atas Rusia tersebut sering diherbolakan sebagai bukti bahwa bangsa Asia juga bisa mengungguli Eropa. Padahal pada bulan Januari 1905 Rusia sedang mengalami pergolakan internal yang mengancam keberlangsungan kerajaannya. Namun seusai Perang Dunia II, Pemerintah Jepang justru mengemis kepada Uni Soviet agar tidak menginvasi negara mereka.
Nafsu membara Jepang untuk menguasai Asia bukan tanpa halangan. Cina, negara terluas di Asia, sudah seperti kue bancakan yang diperebutkan Inggris, Jerman dan Perancis. Mau tak mau, jika ingin menguasai Asia, maka juga harus bertempur dengan para kolonialis Eropa.
Selain itu, Belanda dan Portugis juga masih berkuasa di Asia Tenggara. Bahkan Australia dan New Zealand bisa juga menjadi penghalang yang besar.
Menghadapi hal itu, pemerintah Jepang habis-habisan membentuk angkatan perang yang besar namun efektif. Kelak, strategi tempur militan khas 'bushido' yang diterapkan Dai Nippon menjadi malapetaka bagi musuh-musuhnya.
Nasionalisme Balkan
Tidak hanya di Jepang, bangsa Slavia yang ada di Balkan juga sedang berusaha mencari jatidirinya. Mereka sedang bergulat dengan identitas nasionalnya masing-masing, meskipun kemudian semuanya berkumpul menjadi sebuah kerajaan feodal bernama Yugoslavia.
Di dalam Yugoslavia, sebuah bom waktu tertanam dan siap meledak kapan saja. Tidak mudah mempersatukan orang Serbia yang Ortodoks, Kroasia yang Katolik dan Muslim Bosnia. Namun ternyata kehadiran seorang marsekal bernama Joseph Broz Tito menepis itu semua.
Dengan berlandaskan komunisme, Tito mempersatukan bangsa-bangsa Balkan ke dalam satu Federasi baru, yakni Yugoslavia yang komunis. Meski itu semua terjadi setelah perang melawan penjajah Jerman dan penuh perjuangan berdarah-darah.
Munculnya Komunisme dan Fasisme
Paska perang dunia pertama, sudah banyak negara yang mulai membatasi praktik absolutisme ataupun feodalisme. Sebagai gantinya, demokrasi mulai diterapkan.
Faktor yang menyebabkan meletusnya perang dunia 2, antara lain diakibatkan benturan ideologi antara komunisme dan fasisme. Kedua paham politik yang saling berseberangan itu naik daun paska kemenangan Partai NSDAP di Jerman dan Revolusi Bolshevik di Uni Soviet.
Revolusi Oktober 1917
Komunisme adalah sebuah ideologi yang berakar pada pemikiran Marx dan Engels. Paham ini menitikberatkan pada penghancuran kapitalisme, persatuan buruh dan pendirian diktator proletariat.
Meski lahir dan berkembang di Jerman, faktanya Uni Soviet adalah negara komunis pertama di dunia sekaligus yang terkuat.
Munculnya Uni Soviet sendiri bisa dikatakan adalah berkat dari Revolusi Oktober 1917 yang terjadi di Kekaisaran Rusia.
Meski disebut Revolusi Oktober, namun jika menggunakan kalender internasional, peristiwa itu sejatinya terjadi pada 6 November 1917.
Revolusi Oktober 1917 adalah sebuah pemberontakan kaum Bolsheviks yang terdiri dari buruh, tani, tentara dan rakyat miskin terhadap kekuasaan Tsar Rusia. Vladimir Lenin memimpin revolusi ini. Ia kemudian mendirikan Uni Soviet sebagai pengganti Rusia.
Dengan semboyan yang terkenal; roti, tanah dan perdamaian, Lenin berhasil memimpin rakyat Soviet untuk menghancurkan feodalisme serta mendirikan sebuah negara sosialis yang berjalan di atas ideologi komunisme.
Menurut Alexander Pyzhikov, seorang sejarahwan Rusia, sebenarnya kaum Bolshevik tidak memahami sepenuhnya Marxisme. Mereka hanya benci dengan keadaan ketertindasan dan kemiskinan yang selama ini mereka rasakan. Hanya saja akhirnya rakyat merasa apa yang diperjuangan kaum Komunis memang selaras dengan keinginan mereka.
Apa yang terjadi di Rusia juga kemudian terjadi di Cina. Pada 1 Juli 1921, Mao dan kawan-kawannya mendirikan Partai Komunis Cina. Kelak, partai ini akan mengambil peranan dalam perang dunia 2, khususnya menghadapi Jepang.
Komunisme menghasilkan banyak 'hal baik' bagi Uni Soviet, khususnya mengenai pendidikan, sains, teknologi, industri dan angkatan perang. Di bawah komando Joseph Stalin yang menjadi pemimpin Uni Soviet sejak kematian Lenin pada 21 Januari 1924, Uni Soviet mengambil peran aktif dalam perang dunia II. Perjuangannya menahan laju gempuran Jerman di Front Timur membuka peluang bagi Sekutu untuk mempersiapkan serangan balik di Eropa Barat, Selatan dan Utara.
Kelak, paska WW II, Uni Soviet membantu puluhan partai komunis di seluruh dunia untuk mendirikan pemerintahan sosialis di negara masing-masing.
Kemenangan Partai Nazi
Kekalahan Jerman di Clash 1 membuat Republik Weimar bubar. Akhirnya muncullah Jerman modern dibawah komando Presiden Von Hiddenburg.
Paul Von Hidenburg adalah pemimpin kharismatik Jerman. Bahkan Hitlerpun tak mampu menandingi sosoknya di mata rakyat. Alhasil Sang Fuhrer baru bisa menjadi penguasa Jerman setelah Von Hidenburg meninggal pada 2 Agustus 1924.
Kematian Paul Von Hidenburg akhirnya memuluskan jalan Hitler menguasai Jerman. Partai Komunis, Katolik dan Partai Rakyat Nasional tidak mampu membendung laju gerak NSDAP dan ideologi fasismenya.
Setelah Hitler menjadi Kanselir dan Fuhrer, Jerman menjadi sangat agresif. Ia membangun harga diri bangsa Jerman dan mempersiapkan segalanya untuk membalaskan dendam atas Perjanjian Versailles.
Berbagai retorika dan mesin politik diciptakan Hitler bersama dengan Goebbels, Menteri Propoganda. Semua itu berhasil membangun opini bahwa Hitler dan Jerman akan segera menguasai Eropa dan membawa masa yang gilang-gemilang seperti masa lalu. Untuk yang ini, pemerintahan Jerman menciptakan sebuah istilah yang terkenal, yakni Third Reich atau Reich Ketiga.
Sedari awal Nazi memang menggunakan ideologi yang agresif untuk memotivasi mereka terjun dalam perang. Beberapa hal yang menjadi cita-cita Nazi adalah :
- Menciptakan Jerman Raya dengan mencaplok negara lain.
- Membersihkan Jerman dari Yahudi.
- Memurnikan Ras Arya.
- Membangun angkatan perang yang kuat.
Kemunculan Benito Mussolini
Jika di Jerman, Fasisme menang melalui Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman, maka di Italia ada Benito Mussolini dengan kendaraan politiknya, Partai Fasis Nasional.
Mirip dengan fasisme Jerman, di Italia, Mussolini juga meromantisasi masa lalu Italia sebagai negara penerus Kekaisaran Romawi yang perkasa. Ia merindukan jajahan Romawi kembali menjadi bagian Italia.
Untuk mencapai tujuannya, pertama dia harus menjadi Il Duce. Maka ia menyusun rencana dengan memanfaatkan massa Partai Fasis.
Rencananya berhasil. Pada bulan Oktober 1922, Raja Victor Emmanuel III yang takut pada kekuatan kaum fasis, menghadiahinya gelar pemimpin dan memintanya meminpin pemerintahan.
Kelak, bersama Jerman Nazi, Italia mengguncang dunia dan menyeret puluhan negara dalam perang dunia kedua yang melelahkan.
Perebutan Sumber Daya Alam
Sama seperti perang-perang pada umumnya, World War II juga tak lepas dari faktor ekonomi, yakni perebutan sumber daya alam.
Teori Lebensraum
Lebensraum adalah sebuah teori yang dipopulerkan oleh Hitler serta kaki tangannya untuk membenarkan invasi Jerman atas negara-negara sekitar, yakni untuk mencari ruang hidup yang lebih luas bagi bangsa Jerman.
Lebensraum sendiri juga muncul di buku Hitler yang pada 13 Oktober 1933, sesaat sebelum dirinya menjadi Kanselir.
Teori Lebensraum erat kainnya dengan semangat rasisme yang mengatakan bahwa sebagai Ras Arya, Jerman adalah suatu kelompok yang unggul. Dengan kata lain orang Jerman punya hak untuk menjajah negeri lain yang dihuni bangsa dengan peradaban lebih rendah, khususnya orang Slavia dan Gipsi.
Jika ditarik lebih jauh, maka orang yang pertama kali mengungkapkan teori Lebensraum adalah Friedrich Ratzel, seorang ahli geografi. Teori ini sangat berkaitan dengan konsep evolusi Darwin tentang adaptasi, seleksi alam dan spesies unggul.
Lebensraum menjadi sebuah formula yang mengerikan, yang menggerakkan angkatan perang Jerman untuk melindas Polandia, negara Baltik, Skandianvia, Eropa Selatan dan Uni Soviet yang dianggap dihuni manusia berperadaban rendah. Salah satunya dengan melaksanakan operasi militer bernama Operasi Blitzkrieg.
Ekspansi Jepang
Entah dapat wahyu darimana, Jepang seakan terpanggil untuk membebaskan bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan Eropa dan kemudian memimpin mereka dalam suatu persemakmuran bernama Persemakmuran Asia Timur Raya.
Persemakmuran tersebut tidak lain adalah wujud kelicikan Jepang yang ingin memperluas tanah jajahannya serta mengincar Asia Tenggara dan Cina.
Pada 5 November 1943, Jepang menyelenggarakan Konferensi Asia Timur Raya atau yang juga disebut Konferensi Tokyo. Intinya, pada perhelatan tersebut Jepang menyebarkan propogandanya untuk menjadi pemersatu Bangsa Asia.
Apa yang dilakukan Jepang sebenarnya tak lain untuk mencari sumber daya bagi keberlanjutan angkatan perangnya. Negeri itu mengincar Indocina dan Indonesia yang kaya bahan tambang.
Situasi Dunia Menjelang PD II
Menjelang meletusnya perang dunia ke 2, situasi dunia benar-benar mencekam. Blok Poros dan Uni Soviet menunjukkan agresivitasnya. Sedangkan Liga Bangsa-Bangsa tidak becus dalam menunjukkan peranannya.
Invasi Italia ke Ethiopia
Mussolini dan Italia terlalu tinggi dalam bermimpi, khususnya untuk membentuk kembali sebuah Italia Raya yang setara dengan Romawi. Kondisi dunia sudah jauh berubah dari jaman Julius Cesar namun Italia nampaknya menolak menyadari hal itu.
Italia sendiri pernah mencoba menguasai Ethiopia yang menyebabkan meletusnya Perang Italia-Ethiopia 1 pada 1887-1889. Tetapi hebatnya, negara Afrika itu justru bisa mengalahkan pasukan Italia.
Seperti ingin balas dendam, tanpa ada angin dan hujan, Benito Mussolini kembali mengulangi hal yang sama. Meletuslah kemudian apa yang disebut Perang Italia - Ethiopia II.
Dunia seakan tak mampu berbuat apapun. Peristiwa ini juga menjadi bukti Liga Bangsa-Bangsa tidak berguna.
Perang Saudara Spanyol
Dua ideologi berseteru, mengakibatkan korban sipil berjatuhan. Perang Saudara Spanyol adalah konflik antara pendukung Fasis melawan milisi sayap kiri. Ini menjadi ajang proksi dari Jerman dan Rusia. Bahkan bisa dikatakan Perang Sipil Spanyol adalah sebuah gladi resik sebelum PD II benar-benar digelar. Inilah adu kuat kaum sosialis-kiri melawan para fasis. Jika kelompok merah komunis di dukung Uni Soviet dan kaum Marxis seantero Eropa, maka pihak militeristik Jenderal Franco mendapat sokongan Italia-Jerman.
Perang Saudara Spanyol sendiri berlangsung dari tahun 1936-1939. Keadaan negara yang pernah sangat berkuasa itu benar-benar menyedihkan. Keterbelakangan dan korupsi menjadikan Spanyol tertinggal jauh di belakang Prancis, Jerman, apalagi Inggris.
Lalu memasuki era baru, kaum Republikan berhasil menguasai pemerintah secara sah. Mereka mendapat support penuh dari kaum komunis dan belakangan juga kaum anarkis.
Peningkatan Kekuatan Militer Jerman
Dalam pidatonya, Hitler secara terang-terangan mengatakan sudah memperbaiki angkatan perang Jerman dalam waktu 6 tahun. Kini mereka punya mesin-mesin tempur baru. Mampukah mengungguli Perancis dan Inggris?
Perang Jepang - Uni Soviet
Melalui Mongolia, Jepang menantang Rusia. Manchuria juga tak luput dari kemelut pertempuran. Pasukan matahari terbit mencoba mengulangi kesuksesan Jengis Khan memporak-porandakan benua Eropa.
Invasi Jepang ke Cina
Berusaha memuluskan niatnya menguasai Asia, Jepang mulai menusuk Cina dari belakang. Pasukan kekaisaran berhasil merengsek masuk ibukota. Jenderal-jenderal Cina mempertahankan Shanghai mati-matian. Namun nampaknya mesin tempur Dai Nippon terlalu tangguh untuk Tiongkok.
Kesimpulan : Harta, Tahta dan Dendam
Itulah sejarah lahirnya serta penyebab terjadinya Perang Dunia II yang memilukan serta menguras korban jiwa tak terhingga banyaknya. Semua tak lain karena tiga hal :
- Keinginan dari negara-negara kolonialis untuk mendapatkan sumber daya alam melalui penjajahan dan agresi ke negara lain.
- Semangat untuk menunjukkan kekuatan serta ambisi menjadi yang terkuat di Eropa maupun Asia Raya.
- Terakhir, Perang Dunia 2 lahir karena dendam kesumat bangsa Jerman yang dipermalukan semena-mena oleh sekutu. Sebuah dendam yang mengerucut pada sebuah dukungan bagi pemerintahan Third Reich untuk menghancurkan musuh-musuh mereka.
Lantas bagaimana jalannya perang dunia 2? Mengapa blok Axis yang diisi duet maut Jerman-Jepang serta didukung Italia, Rumania dan milisi-milisi fasis lainnya bisa gagal? Benarkah ada campur tangan dari kekuatan misterius yang menggagalkan kemenangan The Third Reich? Simak dan ketahui semuanya di artikel kami berikutnya tentang kronologi Perang Dunia 2
Posting Komentar untuk "Sejarah dan Penyebab Perang Dunia 2 Sebenarnya : Harta, Tahta, Dendam "
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.