Dipaksa Produktif
Esai Lepas - Ada sebagian orang yang harus dipaksa baru bisa jadi produktif. Jika diberi kebebasan dan sedikit keleluasaan, maka hanya jadi pemalas saja.
Aku bertanya pada temanku orang Singapura, bagaimana pandangannya tentang bangsa Indonesia. Tidak dinyana, dia heran. Indonesia negeri yang kaya dengan jumlah penduduk besar tetapi masih jauh tertinggal dari Singapura yang cuma bagai setitik di antara pulau-pulau Nusantara.
Ternyata memang pendidikan dan etos kerja yang membedakan. Banyak orang Indonesia memiliki etos kerja rendah, sehingga perusahaan swasta lebih suka mendatangkan buruh dari Cina. Kenapa? Karena mereka lebih cepat, terampil serta tidak suka protes.
Tidak perlu membicarakan Indonesia, diriku sendiripun orang yang demikian. Dalam masa WFH yang sudah lebih dari sebulan ini aku merasa sangat tidak produktif. Impianku untuk menulis buku, sia-sia. Ada rasa malas dan mudah menyerah. Parahnya lagi itu dikombinasikan dengan kecenderungan menyalahkan orang lain.
Rasa-rasanya memang diriku masih harus banyak belajar, khususnya mengenai menyusun target, rencana kerja serta strategi.
Ingatlah bahwa waktu adalah sesuatu yang tak mungkin ada dua kali. Ketika sudah lewat, ia tak akan kembali. Dan produktivitas sangat berkaitan dengan pemanfaatan waktu.
Dalam mengelola blog aku juga merasa kurang maksimal. Banyak sekali teknik-teknik yang belum aku elaborasi lebih jauh. Pun aku belum juga melakukan inovasi radikal agar mampu melejitkan website Catatan Adi ini.
Ini pernah aku bahas sebelumnya, aku memang menulis dengan terutama sekali fokus pada tulisan bukan SEO. Walau begitu tulisankupun, aku merasa, masih jauh dari harapan.
Semoga aku segera bisa menemukan sistem yang baik hingga mampu memaksaku supaya bisa lebih produktif.
Minggu, 3 Mei 2020
Dari ruang imaji di tengah kepungan suara-suara berisik,
untuk pembaca Catatan Adi.
Aku bertanya pada temanku orang Singapura, bagaimana pandangannya tentang bangsa Indonesia. Tidak dinyana, dia heran. Indonesia negeri yang kaya dengan jumlah penduduk besar tetapi masih jauh tertinggal dari Singapura yang cuma bagai setitik di antara pulau-pulau Nusantara.
Ternyata memang pendidikan dan etos kerja yang membedakan. Banyak orang Indonesia memiliki etos kerja rendah, sehingga perusahaan swasta lebih suka mendatangkan buruh dari Cina. Kenapa? Karena mereka lebih cepat, terampil serta tidak suka protes.
Tidak perlu membicarakan Indonesia, diriku sendiripun orang yang demikian. Dalam masa WFH yang sudah lebih dari sebulan ini aku merasa sangat tidak produktif. Impianku untuk menulis buku, sia-sia. Ada rasa malas dan mudah menyerah. Parahnya lagi itu dikombinasikan dengan kecenderungan menyalahkan orang lain.
Rasa-rasanya memang diriku masih harus banyak belajar, khususnya mengenai menyusun target, rencana kerja serta strategi.
Menjadi produktif itu penting, tidak peduli bagaimanapun caranya : dipaksa atau dengan kerelaan.
Catatan Adi
Ingatlah bahwa waktu adalah sesuatu yang tak mungkin ada dua kali. Ketika sudah lewat, ia tak akan kembali. Dan produktivitas sangat berkaitan dengan pemanfaatan waktu.
Dalam mengelola blog aku juga merasa kurang maksimal. Banyak sekali teknik-teknik yang belum aku elaborasi lebih jauh. Pun aku belum juga melakukan inovasi radikal agar mampu melejitkan website Catatan Adi ini.
Ini pernah aku bahas sebelumnya, aku memang menulis dengan terutama sekali fokus pada tulisan bukan SEO. Walau begitu tulisankupun, aku merasa, masih jauh dari harapan.
Semoga aku segera bisa menemukan sistem yang baik hingga mampu memaksaku supaya bisa lebih produktif.
Dipaksa Produktif |
Minggu, 3 Mei 2020
Dari ruang imaji di tengah kepungan suara-suara berisik,
untuk pembaca Catatan Adi.
Posting Komentar untuk "Dipaksa Produktif"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.