Menulis 200 Artikel Dalam Waktu 6 Bulan
200 Postingan - Apakah ada yang berbeda dengan artikel yang Anda baca di Catatan Adi kali ini? Ya, benar! Ini adalah sebuah milestone yang perlu untuk dirayakan.
Menulis 200 postingan blog |
Artikel yang sedang Anda baca ini merupakan postingan ke-200 dari Catatan Adi . Cukup mengesankan mengingat sebenarnya usia dari blog ini belum menyentuh satu tahun. Walau begitu target untuk bisa menulis 300 postingan masih tetap menjadi prioritas.
Dalam artikel kali ini saya tidak akan mengutuki kemiskinan lagi atau memberikan panduan cara menjadi kaya dengan tepat seperti beberapa postingan yang lalu. Tidak, ini akan menjadi jauh lebih personal yakni curhatan seputar bagaimana Catatan Adi berjuang untuk tetap eksis dan mengevaluasi diri untuk bisa menemukan ruhnya.
Ya, dalam obrolan kali ini aku akan curhatkan bagaimana blog personal gado-gado dan campur-campur ini lahir untuk kemudian terus bertumbuh setidaknya sampai tulisan ini Anda baca.
Lahir Tanpa Diduga
Header Pertama Catatan Adi |
Sebagaimana anak raja yang diidam-idamkan seluruh istana, Catatan Adi tidak seperti itu. Justru blog ini hanya lahir sebagai pelengkap saja dan domainnyapun juga baru dibeli belakangan. Justru ini blog muncul tidak terduga, tidak terencana dan bahkan hanya sebagai proyek sampingan saja.
Suatu kali pekerjaanku di kantor tidak terlalu banyak. Ohya sebelumnya aku juga sudah menulis tentang pengalaman berhasil menulis 150 artikel untuk blog ini.
Kembali ke cerita sebelumnya, Aku memutuskan untuk menekuni kembali dunia tulis-menulis pada tahun 2019 kemaren. Sebelumnya aku pernah cerita bahwa dahulu aku seorang penulis bayaran yang bersenjatakan microsoft word serta internet 4000an perjam di warnet. Namun dari itu semua paling sedikit aku bisa ngumpulin 5 juta perbulan. Itu terjadi sekitar tahun 2016 dan memang sangat wah waktu itu.
Jika boleh diceritakan sedikit, momen itu sungguh luar biasa. Suka menulis sejak kecil aku bermimpi menjadi penulis. Bolak-balik pergi ke kantor Pos (waktu itu PT Pos terlihat memonopoli dengan luar biasa jasa pengiriman), semua usahaku sia-sia. Tak ada balasan dari redaksi surat kabar. Bahkan aku baru tahu ternyata ada banyak curhatan dari para penulis yang mengatakan jika editor banyak yang tak sudi membuka amplop dari mereka yang pemula, amatir, nubi dan belum punya nama.
Akhirnya cerita, puisi, artikel dan tulisanku terongok tak berguna. Sebagian hilang karena tak terdokumentasi dengan baik, sedang yang lain dipinjam oleh teman-temanku. Jaman itu aku benar-benar menulis, yakni menggunakan tinta dan kertas. Jangankan laptop, beli buku tulis kadang juga susah.
Akhirnya aku masuk kuliah. Aku bergumul dengan banyak orang dari latar belakang berbeda. Ada yang kiri frontal ada juga yang kanan garis keras. Tetapi kebanyakan pragmatis alias mahasiswa penganut paham kuliah-kos-k#ntu-kuliah.
Dari sana semangat menulisku bertambah besar. Semua karena referensi yang aku baca, yang entah kenapa kebanyakan bernuansa kiri. Aku menggandrungi Madilog-nya Tan Malaka, novel-novel Pramudya Ananta Toer dan tentu saja risalah Bung Karno.
Selain itu aku cari banyak tulisan tentang perjuangan Che Guevara, Revolusi Perancis, lahirnya Uni Soviet hingga buku-buku filsafat berat hasil kolaborasi Marx dan Engels.
Semua itu membuatku rajin menulis. Kali ini aku mulai menggunakan komputer milik warnet. Hingga suatu saat ekonomiku kacau, aku butuh pekerjaan atau aku tak bisa melanjutkan kuliah. Tak terbayang bagaimana kesesakan waktu itu menghimpit dengan begitu brutal, membuat hari-hari terasa mencekam dan bahkan untuk makan saja susah.
Tetapi Tuhan Maha Baik. Walau aku telah menjauh darinya, Ia tunjukkan kasih setiaNya. Ada lowongan penulis artikel. Seleksinya berat. Tetapi aku lolos dan bahkan menjadi salah satu kontributor utama.
Sebelum ada Tirto, Kumparan atau Mojok, sudah ada beberapa kantor berita yang berevolusi mendekati teknologi internet, walau sekarang banyak dari para pioner itu berguguran.
Aku melesat dengan tulisan-tulisanku. Banyak yang memakai nama samaran tetapi ada juga yang pakai identitas asli. Ekonomiku membaik. Aku bisa gajian rutin bahkan jajan di rumah makan terkenal tiga kali sehari. Hidup hedonisme!
Tetapi badai datang lagi. Walau begitu aku sudah siap. Berbekal tabungan yang cuma seumprit, aku pergi ke kota lain dan mengadu nasib. Syukur aku bisa diterima kerja kantoran lagi.
Bertahun-tahun kemudian aku mencoba untuk freelance tetapi hasilnya gagal total. Menjadi wirausaha tak semudah cocot para motivator gadungan yang tidak bertanggung jawab itu. Ini kunci yang harus selalu kau ingat : jangan lari dari zona nyaman dengan tanpa perhitungan. Ini aku tuangkan di artikel tentang pengalaman menjadi pekerja lepas.
Untung aku segera dapat pekerjaan baru. Tetapi aku masih penasaran ingin mencoba dunia freelance. Namun apa yang kubisa. Menggambar aku tak mampu, jadi youtuber juga muka tidak mendukung. Akhirnya aku teringan akan skill lamaku : menulis artikel.
Aku sudah punya banyak blog sejak kuliah tapi semua tanpa perhitungan. Aku juga punya ratusan akun facebook, kaskus, twitter, Google plus dan Path. Beberapa mungkin akan terdengar aneh di telinga kalian tetapi semua itu dulu mainan yang sangat mengasyikan.
Aku mulai membuat sebuah blog utama. Aku susun rencana dan taktik. Kemampuan menulis sudah punya, tinggal memperdalam ilmu SEO. Beberapa teman lawas ternyata berbaik hati memberi arahan.
Aku memilih untuk menargetkan pemasukan dari adsense, content placement dan review produk.
Aku tidak main-main dalam membangun blog tersebut. Aku terus menulis tetapi hanya tulisan yang terbaik yang aku posting. Hingga suatu saat aku berfikir untuk membuat sebuah blog sampingan yang bertujuan menampung semua omong-kosongku. Lalu lahirlah Catatan Adi , sebuah situs sampingan yang sebenarnya hanya berfungsi menampung artikel yang dibuang sayang.
Tak dinyana dalam waktu sekejap blog ini juga diterima Google Adsense, menerima content placement dan bahkan menjadi saluran branding. Orang-orang tak terhitung jumlahnya order artikel kepadaku melalui blog ini. Di sini aku melihat sebuah celah : Catatan Adi bisa menjadi sumber pendapatan baru.
Catatan Adi : My Life as a Blogger
Perubahan Header Catatan Adi |
Diterimanya Catatan Adi sebagai penayang iklan Google Adsense membuatku tergoda. Semua konten di blog ini aku analisa dan ternyata memang benar, panduan dan tutorial mengenai blogging menjadi konten yang paling laku untuk dibaca.
Pertengahan 2019, terjadi update algoritma dan blog sampingan ini justru masih bisa lolos. Padahal banyak blog bertumbangan. Syukur justru beberapa konten di sini bisa menjadi rujukan para blogger plus nangkring di halaman pertama search engine untuk beberapa kata kunci, seperti tulisanku tentang iklan adsense hilang dari blog dan tutorial mendapatkan uang dengan cara jadi blogger.
Walau masih setia dengan banyak niche, tetapi terjadi seleksi ketat pada konten. Artikel lebih terarah dan benar-benar fokus pada SEO. Ini cukup melelahkan namun mengasyikan.
Hingga terjadilah badai itu, awal tahun 2020 Google mengupdate lagi algoritmanya. Catatan Adi mengalami penurunan trafik yang besar. Semua elemen aku periksa. Dan akhirnya aku putuskan untuk melakukan perubahan besar-besaran.
Mencoba Bermain di Niche Misteri
Salah satu genre favoritku adalah misteri dan detektif. Beberapa konten aku buat dengan nuansa horor yang khas. Ya, aku ingin membelokkan kemudi dari blog ini agar bisa fokus ke jalur yang baru, yakni jalur misteri. Menurutku ini juga salah satu niche yang tetap ramai pembaca.
Ada satu cerita bersambung yang aku tulis dan belum kulanjutkan, yakni tentang pembunuhan wanita cantik putri konglomerat Surabaya. Rencananya kisah itu akan aku lanjutkan sesegera mungkin.
Aku juga menulis banyak fenomena misteri dan horor seperti mengenai kapal hantu kuno yang menjadi legenda abadi dunia perkapalan internasional, kisah hantu leher panjang dari Jepang sampai kepada para hantu lokal yang cukup bikin bulu kuduk merinding, yakni Kuyang yang merupakan produk lokal Kalimantan dan urban legend sejak turun-temurun, yaitu Tuyul.
Pun aku juga melahirkan beberapa cerpen hantu yang salah satunya sudah berhasil ter-publish berjudul Pasar Malam. Ini kisah seorang mahasiswa yang ingin pulang kampung ditemani dua sahabat karibnya. Namun naas, di tengah jalan ia tersesat di sebuah pasar malam berhantu.
Blog Kaum Progresif
Catatan Adi : Blog Kaum Progresif |
Trafik masih tidak stabil. SEO rasa-rasanya makin tidak berguna. Perubahan algoritma telah terbukti sukses membunuh jutaan blog menjadi sepi trafik di seluruh dunia maya.
Tetapi Catatan Adi menolak menyerah. Satu niche sulit untuk ditekuni, oleh karena itu aku memutuskan sebuah langkah yang fundamental bagi kelangsungan blog ini : melupakan SEO dan kembali menjadikan Catatan Adi blog personal.
Aku akan menulis semua yang ingin kutulis, mulai dari aktivitas blogging, review film, resensi buku, dan khususnya fenomena sosial dan isu terkini, seperti pembentukan kabinet Jokowi jilid II yang isinya tokoh-tokoh yang mengejutkan. Ada banyak yang tidak beres di Indonesia dan ini menjadi suatu kegelisahan bagi setiap orang waras. Aku memilih menanggapinya sambil menulis daripada sakit jantung dan darah tinggi karena mantengin ILC.
Ini bukan berarti tidak akan ada perubahan lagi. Pada perayaan postingan ke 150 Catatan Adi , aku juga merangkum banyak misi dan mimpi yang hingga kini belum aku tuntaskan. Namun setidaknya aku telah mem-break down banyak visi hingga langkah menjadi lebih ringan, yaitu tinggal menjalankannya.
Catatan Adi akan menjadi blog personal dan tujuannya sudah jelas : mencapai 300 artikel di tahun 2020. Inilah jalan ninja yang telah kupilih, tanpa perlu memikirkan optimasi, backlink atau adsense. Formulanya adalah terus menulis secara konsisten.
Terbaru, aku menargetkan sebuah pencapaian yang cukup fenomenal, yakni mendapatkan 1 juga pengunjung blog. Tentu tak ada sanksi apapun andaikan aku gagal, tetapi jika berhasil maka rasanya akan puas dan bangga.
Itulah artikel kali ini, semoga bermanfaat. Jika ingin melihat secara lengkap kumpulan tulisan Catatan Adi silahkan kunjungi laman sitemap. Selanjutnya baca juga aneka tips menulis artikel blog yang kami harap bisa membantu Anda sebagai seorang penulis blog.
Posting Komentar untuk "Menulis 200 Artikel Dalam Waktu 6 Bulan"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.