Ini Alasan Indonesia Tidak Akan Segera Jadi Negara Maju
Kenapa Indonesia Susah Maju - Salah satu topik yang cukup hangat di awal tahun adalah mengenai keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk tidak lagi menganggap Indonesia sebagai sebuah negara berkembang.
Apa implikasinya? Akankah kita bangga setelah Presiden Trump menyatakan bahwa Indonesia adalah negara maju?
Tunggu dulu, Ferguso, jangan girang secepat itu. Jika kita mau susah payah sedikit saja dan membaca referensi yang lebih baik, tentu kita akan menemukan fakta yang sebenarnya, Indonesia belum layak jadi negara maju.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan ekonom senior dari INDEF, Aviliani yang menungkapkan banyak hal tentang belum saatnya Indonesia bisa disejajarkan dengan negara maju. Dengan kata lain, kita masih dalam tahap berkembang.
Alasan Indonesia Susah Jadi Negara Maju |
Catatan Adi juga punya opini tersendiri mengenai hal ini. Bahkan aku punya beberapa sudut pandang yang bisa terbilang sederhana untuk menilai apa benar Indonesia sudah jadi developed ataupun advanced country?
Jika kita lihat daftar negara maju yang dirilis United Nations Develepment Program nampaknya kita belumlah cocok bersanding dengan Australia, Amerika Serikat, Perancis, apalagi negara-negara Nordik.
1. Orang Miskin
Jurang kemiskinan di Indonesia sangat besar dan rasa-rasanya semakin besar saja. Banyak yang muncul jadi OKB alias orang kaya baru namun tak sedikit yang bertransformasi jadi manusia kere baru.
Korupsi dan gagalnya negara dalam menegakan regulasi menurut Catatan Adi adalah faktor bagaimana negara ini terus menerus berada di kubangan kemiskinan akut.
Indonesia baru akan jadi negara maju jika orang paling miskin setidak-tidaknya mendapatkan penghidupan minimum yang layak.
2. Regulasi Ribet
Simplifikasi regulasi masih menjadi tantangan utama bagi negara ini. Peraturan demi peraturan yang hadir nyatanya belum bisa memberikan kenyamanan, keamanan, dan jaminan usaha yang maksimal. Di tataran paling tinggi pemerintah sering menggembar-gemborkan kemudahan birokrasi, tapi di lapangan banyak yang masih susah ngurus KTP, dokumen-dokumen, dll.
Ini belum hal sensitif lainnya seperti tempat ibadah, ijin usaha, dll. Padahal regulasi adalah domain pemerintah.
Dua hal di atas adalah contoh nyata dari pertanda bahwa Indonesia masih merupakan negara berkembang yang belum selesai dengan dirinya sendiri.
Catatan Adi cukup tergelitik membaca sebuah thread berbentuk pertanyaan "kenapa Indonesia sulit maju?" yang hingga artikel ini ditulis masih terus diminati dan sudah dijawab 31 kali.
Lantas mengapa Indonesia yang sudah merdeka sejak 1945 rasa-rasanya susah sekali maju? Sejak jaman Bung Karno hingga Joko Widodo dan kabinet kerja jilid II? Ada 4 poin penting yang ingin Catatan Adi sorot. Dan semuanya sangat sederhana, di depan mata kita semua bahkan jangan-jangan Anda juga terlibat. 😆😆😆
Jalanan Punya Nenek Gue
Lihatlah jalan-jalan besar di kota-kota padat penduduk seperti Jakarta atau Surabaya, maupun kota kecil lainnya. Rasa-rasanya banyak yang tidak beres namun hampir tidak ada tindakan terhadapnya. Tindakan nyata yang berbuah kesuksesan.
Trotoar di Indonesia adalah tempat berjualan |
Para pedagang dengan enaknya memperkosa hak pejalan kaki dengan mendirikan lapaknya di trotoar maupun bahu jalan. Apa pula ini? Juga jika musim kawin, atas nama entah-apa-itu banyak orang merasa berhak menutup lorong, gang, hingga jalan besar. Dan semua ini dianggap wajar.
Ya, semua berlaku seolah-olah jalanan adalah milik kakek mereka. Entah apakah kakek mereka yang beneran membangun jalan, tetapi jelas ini sebuah tindakan konyol yang tidak akan membuat Indonesia jadi negara maju.
Mana ada di negara maju truk, bus, dan mobil mengalah dengan para penjual cilok, baju, aneka buah, bakso, dll di jalanan yang jelas-jelas adalah tempat untuk berkendara.
Belum lagi para pengguna jalan Indonesia yang sangat sulit tertib. Mereka mampu membeli kendaraan tetapi tidak mampu mematuhi lalu lintas.
Mana ada di negara maju karena dua keluarga pingin bahagia lalu menutup gang dan jalanan demi mendirikan terop dan terpal untuk resepsi pernikahan. Anda yang bahagia tetapi orang lain yang harus memutar arah dan terjebak macet. Dan semua ini terjadi selama puluhan tahun melibatkan manusia-manusia dari berbagai latar belakang pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dll.
Ya, jalanan memang milik nenek mereka, bukan lagi untuk kepentingan publik. Mereka tidak sadar bukan hanya mereka yang harus memberi nafkah anak istri. Orang-orang yang disemprot klien serta atasan karena macet, mereka juga harus bekerja demi keluarganya.
Urusan Loe Urusan Gue Juga
Familiar khan dengan tagline di atas yang menjadi semboyan commercial ads di televisi? Iya dan itu memang terjadi. Masyarakat kita terlamau kepo maksimal alias kemal. Ingin tahu urusan orang lain dan kemudian menjadikannya bahan caci maki.
Selalu pingin tahu agama orang lain |
Jadi ini juga penyakit negara berkembang, rakyatnya lebih kepo pada agama, pendapatan, rumah tangga dan isi seprai orang lain daripada cara menciptakan inovasi di bidang teknologi, ekonomi, dll.
Lebih parah lagi, hal tentang kepo-kepoan ini ada di berbagai level, mulai dari politikus hingga tetangga kita yang menyebalkan.
Negara maju dekat dengan penelitian mengenai hal-hal urgen mulai dari mencairnya es di kutub hingga cara menangani epidemik penyakit yang sedang tren. Indonesia masih sibuk meneliti urusan orang lain.
Benci Korupsi Karena Ga Dapet Kesempatan
Para artis, eh koruptor! |
Ayo berani jujur, ketika kita membenci suatu hal yang buruk yang dilakukan orang, ternyata itu juga karena kita tak mampu melakukannya. Menyedihkan sekali bukan? Tapi itulah kenyataan!
Banyak koruptor yang sekarang mendekam di penjara ternyata dulu juga teriak-teriak anti korupsi. Ada orang yang tidak suka dengan pekerjaan PNS dengan alasan lamban dan malas ternyata karena mereka tidak mampu menjadi seperti itu.
Dari sini kemudian bisa ditarik kesimpulan bahwa masyarakat kita belum sadar sepenuhnya arti bernegara. Arti bermasyarakat. Kita kadang benci kepada kelompok tertentu karena alasan mereka tahu cara jadi kaya raya, namun kita malas untuk bekerja lebih keras dari mereka.
Mana mungkin Indonesia bisa maju jikalau tidak mau melakukan yang seharusnya dilakukan. Jangan bicara tentang etos kerja atau pajak setinggi langit, kita masih suka mengutuk koruptor karena sebenarnya kita iri. Iri menjadi koruptor yang hidup bergelimang harta.
Kalau Bisa Bayar Kenapa Gratis?
Parkir liar, masalah klasik yang susah dibereskan |
Ini yang susah. Sesuatu yang harusnya bayar malah digratisin. Sesuatu yang harusnya gratis malah bayar. Coba search kasus pungutan liar ini itu. Bikin nyesek. Bikin yakin Indonesia bakalan susah maju. Kenapa? Karena ini terjadi sistematis dan semua menikmatinya.
Ambil contoh pak ogah alias tukang parkir. Heran juga ada yang namanya tukang parkir legal, tetapi mari menyoroti yang ilegal saja. Kemana aliran uang yang 2 rebu per motor itu bermuara? Apakah ada yang sudah tergerak untuk menyelidiki ini?
Belum lagi biaya calo yang heran juga ternyata profesi ini masih bisa eksis di jaman internet dan digital yang serba shortcut.
Ini belum terhitung bagaimana kasus besar yang ternyata pelakunya adalah oknum aparat pesohor, misalkan kasus Andi Arief dan korupsi bansos menteri sosial.
Ya silahkan ditambah lagi daftarnya misal begitu mudahnya Indonesia menjual nikel secara mentah, tapi kami rasa empat hal di atas sudah lebih dari cukup. Apakah Indonesia susah maju? Benar, sangat susah sekali. Namun kita tak boleh pesimis. Mari bersama membenahi dari bagian yang paling mudah. Apa itu? Diri kita sendiri.
Posting Komentar untuk "Ini Alasan Indonesia Tidak Akan Segera Jadi Negara Maju"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.