Beberapa Hal Yang Saya Dapatkan Setelah Menulis 150 Artikel Di Catatan Adi
Catatan Adi - Apa yang saya pelajari setelah menulis 150 postingan di blog? Manfaat apa yang saya dapatkan dari menulis di blog? Banyak sekali. Setidak-tidaknya saya belajar mengalahkan diri saya sendiri.
Memang pada dasarnya ngeblog tidaklah mudah, terutama jika kau ingin konsisten. Keuntungan atau manfaat yang didapat dari menulis di blog juga tidak instan. Malah, ada banyak hal yang bisa menjadi hambatan.
Pada awalnya akupun merasakan hal yang sama. Itu semua bersumber dari pemikiran bahwa menulis demi adsense. Itulah manfaat utama dari menulis di blog, mendapatkan uang. Pencapaian bukan perkara kualitas tulisan, melainkan adsense.
Makin besar duit yang didapat dari adsense di Catatan Adi ini adalah tolok ukur bahwa makin baik kegiatan bloggingku. Entah tulisanku bermanfaat untuk pembaca atau tidak, namun motivasi menulis blog bagiku hanya satu, mengejar AdSense.
Hingga kemudian Google error. Semua iklan adsense di blog Catatan Adi ini menghilang. Tentu hal ini menjadi semacam badai yang menyapu obsesiku untuk ngeblog rutin. Jika Google Adsense hilang, apa manfaatnya menulis di blog? Bukankah itu motivasi utama menulis? Alhasil, nulis jadi ogah-ogahan dan Catatan Adi menjelma menjadi blog yang hidup segan mati tak mau.
Lalu akupun tersadar bahwa tujuan utama blog ini lahir bukanlah seperti seorang pemburu kupu-kupu yang memburu adsense kesana kemari dengan berbagai tingkah polah. Tidak, bukan seperti itu Catatan Adi dilahirkan. Blog ini harus memberi manfaat, setidaknya bagi para pembaca.
Lalu seperti sebuah blessing in disguise, aku mampir ke blog-blog besar yang menjadi inspirasiku dan akupun terhenyak.
Bukan karena mengejar adsense, blog seperti mengaku backacpker bisa memiliki jutaan pembaca loyal. Tidak karena memburu rupiah Journal-nya Eka Kurniawan bisa begitu inspiratif dan memotivasi setiap insan yang mampir ke blognya. Blog-blog diatas sangat hebat. Itulah blog-blog yang bermanfaat.
Setelah menulis 150 postingan, itulah yang saya pelajari. Konsisten pada tujuan semula. 150, 200 atau sejuta postingan pasti akan serasa hambar jika hanya melulu mengejar adsense tetapi mengkhianati ruh yang dari situ kita mulai bersemadi dalam laku ngeblog.
Dan Catatan Adi akhirnya kembali ke ruh itu. Menjadi sebuah bak sampah bagi ide-ide yang membuncah.
Hal lain yang aku pelajari adalah tentang skill, baik tentang bagaimana cara ngeblog dan yang terutama tentang berlatih menulis berbagai gaya.
Skill ngeblog tidak mudah dipelajari. Ini tidak hanya melulu tentang menguasai html, namun juga mempelajari berbagai jurus SEO, menata elemen-elemen dalam template hingga memasarkan postingan dengan berbagai cara.
Satu hal yang kupelajari, banyak omong kosong di jagat blog, baik dalam maupun luar negeri. Entah mereka sengaja membuat postingan untuk menyesatkan sesama blogger atau sekedar kopas, yang pasti banyak ilmu sesat yang jika diikuti akan membuat kinerja blog hancur lebur.
Untuk itu penting sekali membaca dari berbagai sumber dan menguji semua itu. Bukan melulu menelan semua ilmu gratisan dari para ‘master’ mentah-mentah yang ternyata justru membuat hati makin gelisah karena blog jadi hancur lebur, rusak dan kacau.
Mengenai skill menulis, hal ini benar-benar penting. Dari Catatan Adi dan ke 150 postingannya, aku telah belajar berbagai gaya. Menulis itu seperti bercinta, harus ada variasinya.
Kadang bisa kautemui aku menulis laksana seorang ahli blogging yang menjelaskan sebuah materi blog yang sebenarnya sudah banyak yang tahu.
Atau terkadang aku bercurhat tentang kegundahan yang aku rasa, baik itu topik politik, agama hingga punya tetangga brengsek.
Aku juga sering mengomentari tingkah polah Liverpool atau Bayern Munchen. Juga kekonyolan yang dihidupi secara intens oleh masyarakat kita. Semuanya bisa menjadi bahan curhatku.
Bahkan tentang ngeblog dan mengapa aku menciptakan Catatan Adi juga pernah aku angkat menjadi sebuah seri artikel malahan.
Dan memang itulah kenapa Catatan Adi hadir. Menjadi sarana untuk melatih keterampilan dan teknik menulis artikel yang benar. Kadang puisi, cerpen, uraian dari Kitab Suci, hingga tutorial supaya tidak jadi korban begal.
Selain perkara konsistensi dan skill, ngeblog hingga 150 artikel juga mengajarkanku untuk bersabar, khususnya pada pelaku AGC alias pencuri artikel.
Sudah banyak blogger yang mencuri artikel-artikel dari Catatan Adi. Ada yang menyertakan link ada yang tidak. Sial memang mereka itu. Tetapi setidaknya ada pengakuan tidak resmi bahwa tulisanku layak untuk disebar luaaskan.
Jadi jika Anda membaca artikel ini namun bukan di blog Catatan Adi, maka situs tersebut adalah juga milik salah satu pencuri laknat. :)
Menulis 150 artikel |
Tentu aku berharap blog ini tidak akan berhenti sampai di sini. Bahkan mungkin pada akhirnya nanti, aku bisa membuat tulisan seperti ini untuk postingan yang ke 300, 1000 atau bahkan 10000.
Ohya, jika ada yang membutuhkan penulis untuk blog, silahkan hubungi saya. Setidaknya Anda sudah tahu bagaimana gambaran dari artikel-artikel saya.
Update : Saya juga sudah melampaui ekspektasi awal dengan berhasil menulis 250 artikel untuk blog ini. Silahkan baca ulasan, pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan setelah menulis 250 postingan blog hanya dalam waktu 6 bulan untuk Catatan Adi.
Update 2: kini catatanadi.com telah memiliki hampir 600 artikel. Sebuah pencapaian cukup besar yang kami dapatkan karena dukungan Anda semua. Target terbaru sudah menunggu, yakni mendapatkan 1 juta views blog. Mohon dukungannya!
Keep spirit Mas Bro. :)
BalasHapusThanks gan
Hapus