Happy Life Before 40
Ada satu nilai yang selalu diajarkan ayahku kepadaku: kerja keras.
Baginya, kerja keras adalah fondasi utama kebahagiaan. "Jangan pernah membuang-buang waktu, kerjakan segala hal dengan kesungguhan dan percayalah pada diri sendiri", begitu nasehatnya pada kami, anak-anaknya. Akupun mempercayainya.
Dan kenapa aku begitu percaya pada ayahku? Karena dia selalu membuktikan kata-katanya dengan perbuatan.
Ayahku tak pernah diam. Selalu saja ada yang ia kerjakan. Setelah pulang bekerja, ia akan terlihat duduk di beranda depan. Dengan sebuah palu, tang, beberapa paku atau kayu, ia akan sibuk larut dalam aktivitasnya. Entah itu membuat kursi, membetulkan meja atau sekedar membersihkan lemari.
Ia benar-benar seorang pekerja keras. Seorang pria sejati yang mencintai keluarganya dengan sepenuh hati.
Sampai tibalah saat itu. Badai krisis ekonomi menerpa negeri ini. Ayahku keluar dari pekerjaannya. Aku sudah cukup besar ketika itu, cukup bisa menyadari bahwa ada kegalauan di antara ibu dan ayah. Apalagi kami bertiga anak-anaknya masih sekolah.
Tapi ayahku tidak tinggal diam. Ia kerjakan apa yang bisa ia lakukan. Berdagang sayur, berjualan es hingga menjadi satpam. Apapun, asal keluarganya bisa terus bertahan. Apapun demi keluarga yang ia cintai.
Aku selalu kagum pada ayahku. Pada kerja kerasnya. Pada cintanya bagi keluarga. Kini setelah aku dewasa, semua yang ia ajarkan selalu aku pegang. Kerja keras dan dedikasinya pada sesuatu yang ia cintai, telah menjadi teladan dalam diriku.
Tapi seperti pepatah, tak ada gading yang tak retak. Ada satu hal yang dilupakan olehnya. Perlindungan.
Kita semua butuh perlindungan, butuh proteksi dan keamanan finansial. Bukan karena kita tidak percaya pada kemampuan kita sendiri, tetapi lebih dari itu, karena kita harus memastikan, orang-orang yang kita kasihi tetap bisa tersenyum baik di kala mentari bersinar maupun badai datang menghampiri.
Aku teringat bagaimana kegalauan melanda keluarga kami. Ayahku yang berjuang di masa-masa sulit untuk terus mempertahankan keluarganya, terkadang harus bekerja hingga larut. Ia menjadi lebih jarang berada bersama kami. Kesehatannya mulai memburuk dan fisiknya mulai lemah. Sedang secara tidak langsung kami sebagai anak-anaknya terkena imbasnya. Parahnya, ia tidak memiliki perlindungan yang memadai.
Dari itu semua akupun mempelajari satu hal yang sangat berharga: pentingnya sebuah proteksi.
Aku tak ingin hal itu terulang padaku. Sebelum usia 40, aku ingin sebuah kepastian. Sebuah perlindungan yang akan melindungi orang-orang yang aku kasihi.
Aku ingin mempersiapkan sebuah proteksi yang akan melindungi kami semua dalam segala kondisi. Aku ingin kerja kerasku bermakna. Aku ingin anak-anakku mendapat pendidikan terbaik sekaligus perlindungan asuransi yang terpercaya.
Setelah mempertimbangkan dengan seksama, maka akupun menemukan jawabannya: asuransi dari CAR 3i-link. Asuransi ini berada dibawah naungan Centra Asia Raya dan Salim Group.
Selain bisa memproteksi orang-orang yang kita sayangi melalui program asuransi jiwa, juga memberi kita kesempatan untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik melalui investasi terbaik.
Ya, unit link adalah jawabannya. Karena didalamnya, bukan hanya sebuah asuransi jiwa yang terpercaya tetapi juga investasi terbaik. Sebuah kombinasi yang membuat kerja keras kita menjadi lebih bermakna ketika kita bahagia dan sejahtera.
Pada akhirnya, sukses sebelum usia 40 bukan lagi sebuah hal yang mustahil.
Posting Komentar untuk "Happy Life Before 40"
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.