Finally, Reds : Catatan Ampas 2014 Si Merah.
Sepakbola - Ini adalah artikel lawas ketika para pemain ampas masih menghuni skuad Liverpool. Susahnya meraih kemenangan membuat tiap kali menang begitu berharga.
Horrayyyyy, akhirnya aku bisa menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri The Reds Liverpool menang. Good job, boys! Kenapa aku begitu bahagia? Yap, secara sangat jarang I watch they play and get win. Biasanya tiap aku nonton malah kalah. Tapi, kali ini rasanya bener-bener puas.
Walau hanya bersandangan friendly match, but it means a lot. Kemenangan atas die Borussia menurutku sangat penting dan dapat dijadikan gambaran seberapa jauh achievement and progress dari anak-anak Anfield Genk dalam menghadapi musim 2014-2015. Apalagi musim ini diprediksi akan jauh lebih kompetitif.
Dalam pertandingan kontra Borussia Dortmund, tuan rumah Liverpool tampil trengginas sejak menit awal. Beberapa kali percobaan dari Sturidge dan Sterling berhasil membuat barisan belakang the yellow army porak-poranda. Belum lagi pergerakan dari lini tengah Liverpool yang begitu agresif dan tampil memukau, rasanya lahirnya gol hanya tinggal menunggu waktu.
Dan benar saja, baru sepuluh menit berjalan, Daniel Sturidge langsung menceploskan bola ke gawang Dortmund. Hasil kerjasama lini tengah yang menawan dan sentuhan berkelas dari Sturidge membuat gol ini menjadi lebih dari sekedar gol. Dengan teknik menggiring bola yang ciamik, mantan tukang gedor Manchester City itu mengecoh seorang bek dan kipper Dortmund kemudian dengan kaki kiri, menendang bola secara mendatar ke pojok kanan sarang gawang Dortmund. 1-0 untuk The Anfield Genk.
Belum lama pertandingan berjalan setelah gol pertama, pundi-pundi gol si merah bertambah. Kali ini defender asal Kroasia, Dejan Lovren yang membuat kopites bersorak melalui sundulannya. Heading pemain anyar Liverpool itu berhasil mengkonversi umpan pojok Stevi Gie menjadi gol. Liverpool unggul dua bola.
Pada babak kedua, dominasi si merah tidak terpatahkan. Sedangkan Dortmund, walau telah melakukan berbagai pergantian permain, tetap tidak mampu memecahkan telor. Alih-alih memperkecil kekalahan, si kuning kembali merana lewat dua gol tambahan pasukan Merseyside. Sepasang gol itu tercipta melalui kaki Hederson dan Phelippe Coutinho.
Secara keseluruhan, kemenangan besar empat gol tanpa balas ini memang buah dari strategi jitu sang pelatih, Brendan “the King” Rodger. BR mampu membuat lini tengah Liverpool begitu dinamis, kokoh dalam bertahan dan memainkan bola, tapi mematikan ketika mulai menyerang. Sterling dan Hederson juga makin memukau khalayak lewat aksi dan tusukan mereka yang berkelas. Belum lagi para pemain anyar Liverpool yang keliatannya juga tak mau ketinggalan dalam memamerkan diri mereka serta membuktikan pada dunia bahwa mereka layak bermain untuk tim sebesar Liverpool.
Menurut pendapatku, tiga pemain yang paling bersinar pada pertandingan tersebut adalah Sterling, Sturidge dan Coutinho. Kemudian disusul Manquillo, Gerrard, Allen dan Skrtel. BR rupanya benar-benar brilian dalam berburu pemain. Walau sudah ditinggal Luiz “the vampire” Suarez, tampaknya Liverpool tidak akan begitu kehilangan. Makin matangnya Sturidge, Sterling, Coutinho serta hadirnya Ibe, dan kembalinya Suso diharapkan mampu menutup sedikit lubang yang ditinggal sang vampir.
Sayangnya dalam beberapa pertandingan persahabatan terakhir dan hingga yang kemaren, sosok Ricky Lambert belum mampu bersinar sesuai ekspektasi. The Englishman asal Southampton itu nampaknya masih belum mampu menyamakan irama tim dan menyatu dengan alur strategi BR. Walau begitu, seiring dengan berjalannya waktu, bukan tidak mungkin Ricky justru mampu meningkatkan performannya dan melanjutkan tradisi si merah dalam mencetak striker-striker luar biasa sejak era Roby Fowler, Michael Owen, Fernando Torres dan si Vampir.
Justru lini tengah yang benar-benar mengalami peningkatan. Coutinho yang pada jeda transfer nyaris ditendang keluar, akhirnya semakin menunjukkan kebolehnnya. Begitu pula dengan Hederson, Allen, Gerrard dan Lucas Leiva. Semua semakin padu dan membuat lini tengah the reds menjad semakin hidup.
Walau begitu, disisa jeda transfer ini, aku sih hanya berharap Liverpool mampu mendapatkan dua pemain berkelas wahid untuk posisi play maker dan penyerang sayap. Andaikan pun tidak, amunisi the reds I think so far is the best lah! Ciayoooo The Anfield Genk. You’ll never walk alone!
Posting Komentar untuk "Finally, Reds : Catatan Ampas 2014 Si Merah."
Pembaca yang baik adalah yang menulis komentar sebelum pergi. Komentar Anda akan muncul setelah kami review. Dilarang menuliskan link hidup apapun.